Sebanyak enam (6) penghargaan berhasil diraih siswa SD dan SMP Kota Surabaya dalam pagelaran Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Jawa Timur (Jatim) tahun 2018. Penghargaan itu berasal dari kategori solo atau tunggal serta berkelompok.
Penghargaan terbanyak dari jenjang SMP. Dari lima lomba yang diikuti, peserta dari Kota Pahlawan merebut empat (4) juara. Bahkan, tim tari dari SMPN 22 Surabaya mampu menyabet juara 1 lomba seni tari. Selain itu, peserta dari Surabaya menyabet juara 2 lomba desain poster, juara 2 musik tradisi, dan juara 3 lomba gitar solo.
Pada FLS2N jenjang SD Provinsi Jatim, Kota Surabaya meraih dua penghargaan dari empat bidang yang dilombakan. Pertama menyabet juara 2 lomba tari, yang kedua meraih juara harapan 1 gambar bercerita.
Kepala SMPN 22 Surabaya Sisminarto mengaku bangga atas prestasi yang diraih siswanya. Apalagi, mereka selanjutnya akan mengikuti FLS2N tingkat nasional. “Selama ini latihan tim tari SMPN 22 sesuai jadwal. Bahkan, bila ada lomba, latihan semakin ditambah. Termasuk ada pelatih aransemen musik,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (07/07/2018).
Sementara itu, Kadispndik Surabaya Ikhsan menuturkan ajang seperti ini merupakan wadah mengembangakan bakat dan talenta siswa. Menurutnya, juara atau tidak juara bukan tujuan utama yang paling penting para siswa memiliki sebuah pengalaman berkompetisi dalam menggapai sebuah prestasi.
“Dengan seperti ini para siswa nantinya akan memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasinya hingga meraih impiannya.
Tidak hanya itu pengembangan bakat dan potensi siswa juga telah dikembangkan sekolah-sekolah di Surabaya, hal tersebut bertujuan agar mereka memiliki bekal dalam menggapai masa depan yang gemilang.
“Keberhasilan dan kesuksusesan itu tidak hanya melewati satu pintu saja, namun melalui bakat dan potensi siswa yang terus diasah dapat menjadi bekal menuju orang yang sukses dan berhasil”, ujar Ikhsan.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya menyampaikan Pemkot Surabaya melalui Dispendik telah menyiapkan saluran-saluran yang positif bagi pengembangan siswa Surabaya, tidak hanya kemampuan di bidang akademik saja, namun kemampuan siswa di bidang non akademik juga menjadi perhatian tersendiri.
“Persaingan di era globalisasi semakin ketat, oleh sebab itu harus kita persiapkan sejak awal agar mereka nantinya mampu menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri”, pungkas pria berkacamata minus tersebut. (Humas Dispendik Surabaya)