Berlangsung di dua tempat yang berbeda yakni SMPN 17 dan SMPN 13 Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) melatih puluhan guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia dan guru mapel PKn untuk belajar tentang metode baru mengajar dengan menggunakan model Flipped Classroom Learning.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Mamik Suparmi menerangkan metode pembelajaran Flipped Classroom Learning merupakan metode pembelajaran yang didapat para guru ketika mengikuti program beasiswa pendidikan antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Kota Busan.
Ia menambahkan metode pembelajaran ini merupakan strategi Dispendik Kota Surabaya untuk meningkatan mutu guru dan peningkatan metode pembelajaran.
“Karya mereka (guru) nanti akan dikumpulkan kemudian digandakan dan dibagi ke seluruh sekolah-sekolah,” terang Mamik, Rabu (12/06/2019).
Mantan Kasi Kurikulum Dikmenjur tersebut menambahkan, selama tiga hari ini guru mapel PKn dan Bahasa Indonesia akan membuat tugas-tugas yang disusun bersama instruktur sesuai Kompetensi Dasar (KD) kelas 7, 8, dan 9. Nanti akan jeda sekitar dua minggu.
“Selama jeda akan akan membuat produk-produk. Produk-produk ini juga harus siap dikritisi oleh guru lain agar bisa disempurnakan,” ujarnya.
Flipped Classroom Learning adalah model pembelajaran yang “membalik” metode tradisional, di mana biasanya materi diberikan di kelas dan siswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep Flipped Classroom mencakup active learning, keterlibatan siswa, dan podcasting. Dalam flipped classroom, materi terlebih dahulu diberikan melalui video pembelajaran yang harus ditonton siswa di rumah masing-masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan sebagai pembina atau pemberi saran. (Humas Dispendik Surabaya)