Tidak hanya maju dan berkembang di bidang pendidikan, namun Surabaya juga mampu dalam mensejahterakan tenaga pendidik dan kependidikannya baik yang berstatus PNS maupun non PNS atau yang lebih dengan istilah Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).
“GTT dan PTT di Surabaya penggajiannya disesuaikan dengan UMK Kota Surabaya yang tahun 2018 ini sebesar 3,5 juta/bulan”, ujar Sudarminto Kepala Bidang Sekolah Menengah ketika menerima rombongan Komisi IV DPRD Kab. Sukoharjo, pagi tadi Selasa (06/03/2018).
Ia mengemukakan selain mampu meningkatkan kesejahteraan para guru, selama kurun waktu lima tahun sebanyak 22 inovasi program pendidikan telah dikembangkan diantaranya, Profil sekolah, SIPKS, Seleksi Kepala Sekolah Online, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran Online, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online (SIAGUS), Tantangan Membaca Surabaya, Aplikasi Gaji Online, P2KGS, Profil LKP dan PKBM, UNBK 100 persen, JOSS, Perijinan Online Terpadu, USBK Online, Rekomendasi Luar Kota Online, serta Aplikasi Kinerja Pengawas.
Mantan Kepala SMAN 16 tersebut menambahkan, pendidikan gratis pada setiap jenjang pendidikan juga telah berhasil diwujudkan sekian lama. Menurutnya pendidikan gratis tersebut ditopang oleh BOS dan BOPDA. besaran BOPDA yang diberikan, yakni untuk siswa SD sebesar Rp. 29.000,-/siswa/bulan serta siswa SMP Rp. 80.426-/siswa/bulan.
“Semua pengelolaan telah berbasis online sehingga mempermudah dalam pemantauannya”.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Mamik Suparmi menjelaskan Dispendik telah memetakan kebutuhan guru pada setiap sekolah sehingga kekurangan guru dapat segera teratasi dengan baik.
“Kami berupaya mengoptimalkan jam mengajar para guru, yang belum memenuhi 24 jam mengajar dalam satu minggu, maka akan didistribusikan kepada sekolah yang masih membutuhkan”, terang Mamik.
Sementara itu, Ketua Komisi IV Komisi DPRD Kab. Sukoharjo Wawan Pribadi berharap agar nantinya setelah melakukan studi banding ke Surabaya ada hasil yang dapat dipetik sehingga mampu mensejahterkan para guru di Kab. Suoharjo. (Humas Dispendik Surabaya)