Sebagai kota layak, Surabaya tentunya memiliki inovasi dalam pengembangan program pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitasnya. Hal tersebut ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para guru-guru SMA dan SMK Kabupeten Deli Serdang, Sumut untuk mengkaji lebih dalam program-program kota layak anak di bidang pendidikan.
Kemarin (15/01), sebanyak 34 guru SMA dan SMK se-Kabupaten Deli Serdang mengunjungi Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si didampingi Kepala SMAN 1 Johanes Mardijono, Kepala SMAN 7 Drs. R.A Djunaidi, Kepala SMKN 5 Hj. Tatik Kustini dan Kepala SMAN 16 Drs. Hari Sutanto.
Pada kesempatan ini Aston mengungkapkan, selain pengembangan program kota layak anak Dispendik juga telah melahirkan berbagai inovasi program pendidikan. Tercatat ada sepuluh inovasi program yang menghantarkan Surabaya mewujudkan barometer nasional.
Kesepuluh program tersebut yakni profil sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), seleksi kepala sekolah, jurnal online, surabaya belajar, multimedia pembelajaran, rapor online, try out online, PPDB online, media centre, dan klinik kurikulum 2013.
Sekretaris Dinas Pendidian Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kab. Deli Serdang Drs. H. Idris, M. Pd menjelaskan kedatangannya bersama para guru-guru dan staf Dikpora ingin melihat langsung penerapan program kota layak anak di surabaya. Selain itu, pihanya juga ingin mendalami berbagai keberhasilan inovasi program pendidikan yang telah dikembangkan Surabaya.
Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM yang hadir disela-sela pemaparan program pendidikan menjelaskan sebagai kota layak anak Surabaya telah menjadika sekolah tersebut sebagai sekolah ramah anak. Menurutnya, sekolah ramah tercipta dari program perubahan paradigma pendidikan yang dimana sekolah tidak hanya mengembangan potensi akademik saja namun non akademik juga menjadi bagian terpenting dalam meningatkan mutu dan kualitas siswa-siswa surabaya.
“Sekolahnya manusia, diajar oleh gurunya manusia dan di kepalai oleh kepala sekolah manusia juga”, ungkapnya.
Sementara itu, Djunaedi Kepsek SMAN 7 menyampaikan bahwa pendidikan gratis di surabaya sampai 12 tahun. Hal tersebut tidak lepas adanya dukungan dari pemkot Surabaya melalui bantuan BOPDA serta pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Acara diakhiri dengan kunjungan para guru-guru SMA dan SMK Deli Serdang ke SMAN 16, SMAN 7, SMKN 5, dan SMAN 1 guna melihat langsung implementasi program-program pendidikan di Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)