Pemantapan sekaligus pendampingan khususnya bagi para kepala sekolah dan guru kelas XII terus dilakukan oleh sekolah-sekolah induk klaster dalam rangka memberikan penguatan kurikulum 2013 baik kepada para siswa ataupun warga sekolah.
Tadi siang (02/10) bertempat di aula SMAN 19 Induk Klaster SMAN 5 adakan In House Training program kepada lima sekolah binaan. Kelima sekolah binaan tersebut diantaranya, SMAN 4, SMAN 19, SMA Dr. Soetomo, SMA 17 Agustus 1945 dan SMAN 5 sendiri sebagai induk klaster.
Ketua Induk Klaster SMAN 5 Hj. Sri Widiati menuturkan pengembangan implementasi kurikulum 2013 secara bertahap menuntut adanya penataan sebaik mungkin sehingga pendampingan dapat tepat sasaran serta implementasi kurikulum 2013 tidak ada kendala.
Setiap induk klaster melakukan pelatihan kepada 5-8 sekolah dengan didampingi oleh para tenaga pendamping yang telah mendapat pelatihan terlebih dahulu. Untuk kepala sekolah sebelumnya telah mendapatkan pelatihan di Solo beberapa waktu lalu oleh Dirjen P2TK Dikmen.
“Sekitar 215 guru dan kepala sekolah mengikuti IHT”.
Sementara itu, terkait buku kurikulum 2013 Kadispendik Ikhsan menerangkan Pemkot Surabaya tengah menyiapkan pengadaan buku kepada sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 secara mandiri, kemungkinan bulan Oktober buku-buku tersebut dapat segera didistribusikan ke sekolah-sekolah.
Tidak hanya itu, Dispendik telah menghitung jumlah guru dan siswa untuk menyiapkan buku kurikulum 2013 pada tahun 2016. Jadi ketika tahun ajaran baru para siswa sudah dapat menerima buku kurikulum 2013.
Berbicara P2KGS, Ikhsan menjelaskan P2KGS bukanlah sebuah tes seperti UKG namun lebih tepatnya menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
P2KGS dilakukan secara online. Namun, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali”.
Ikhsan menambahkan dari pelatihan 32 jam para guru akan mendapat 1 poin angka kredit, pembuatan resume kegiatan mendapatkan 2 poin angka kredit, pembuatan karya tulis dalam bentuk PTK mendapatkan 3 poin angka kredit, dan publikasi jurnal online Dispendik mendapat 3 poin angka kredit. (Humas Dispendik Surabaya)