Tadi pagi, bertempat di aula belakang kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya. Dispendik adakan lomba story telling yang diikuti oleh para pelajar tingkat SMP dalam rangka festival lomba seni siwa nasional (FLS2N).
Dawson, pelajar SMP St Agnes tampak mengenakan pakaian adat khas dari Sumatera Utara, dengan tampil percaya diri ia menceritakan tentang legenda “Malin Kundang” menggunakan bahasa Inggris. Sama seperti Dawson, Wafa Alhatiri peserta nomor urut satu itupun tampak dengan meyakinkan membawakan cerita “Timun Mas” menggunakan bahasa Inggris dan setengah mandarin. “Saya berharap melalui lomba story telling ini dapat memperoleh banyak pengalaman”, ujar siswi SMP Al-Irsyad tersebut.
Sementara itu, Kasi Kesenian dan Olah Raga Damaris Padmiasih menerangkan kegiatan lomba story telling ini merupakan sebuah rangkaian lomba seni siwa nasional (FLS2N) yang diselenggarakan tingkat kota untuk menyaring para pelajar berprestasi di bidang seni, guna kemudian apabila lolos tingkat kota akan diikutkan dalam FLS2N tingkat provinsi ataupun ke tingkat lebih tinggi, yakni nasional.
Dalam lomba ini, para peserta harus juga mematahui tata tertib yang ditetapkan panitia. Salah satu tata tertib tersebut, yakni setiap peserta menyampaikan dua cerita, cerita lokal/daerah tertentu dan cerita asing atau dari negara lain di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, tiap-tiap peserta hanya diberi waktu 10-12 menit dalam meyampaikan ceritanya. Penilaian story telling terdiri dari komunikasi, ekspresi dan kekreatifan. Bertindak sebagai juri pada lomba ini, yakni Dra. Emi Ismiati, M.Pd dari UPN dan Drs. Sutanto Kastaredja, M.Pd dari UNIPA. (Humas Dispendik Surabaya)