Ahmad Firdaus As Sabil memang masih berusia 16 tahun. Namun, kelihaiannya dalam menyampaikan khotbah dan membaca ayat-ayat suci Al-Quran, tidak perlu diragukan lagi. Terbukti, dia sukses menjadi khotib dan imam Salat Jumat di Masjid Nurul Faidzin, komplek Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jumat (23/4/2021).
Putra dari Ahmad Basori yang sudah hafal 3 juz Al-Quran ini dipilih oleh sekolahnya, Al-Hikmah, untuk menyampaikan khotbah di Masjid Nurul Faidzin. Kini, Dispendik Surabaya memang memiliki program baru, yaitu memberikan pengalaman kepada pelajar Surabaya untuk berkhotbah di masjid, dan sementara ini masih dilakukan di masjid Dispendik. Khotbah Ahmad Firdaus As Sabil ini diikuti langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo dan jajaran Dispendik Surabaya.
Seusai Salat Jumat, Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo mengaku bersyukur karena saat ini Dispendik mempunyai program baru untuk menjadikan anak-anak atau pelajar Surabaya bisa berkhutbah di masjid-masjid, baik di masjid sekolah maupun di masjid umum. Meskipun sementara ini masih dilakukan di masjid Dispendik Surabaya.
“Kami ingin ke depannya anak-anak ini menjadi anak-anak yang luar biasa, yang cerdas dan berilmu serta mempunyai dasar agama, tentunya sesuai dengan agamanya masing-masing yang mereka yakini. Jadi, saat ini kita dorong masing-masing sekolah untuk memberikan prioritas kepada anak-anak yang punya kelebihan. Sekolah kita minta untuk memilih anak didiknya supaya bisa berkhotbah,” kata Supomo.
Menurutnya, program baru ini sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. Bahkan, ia memastikan bahwa apabila nantinya sekolah tatap muka sudah berjalan, anak-anak pilihan yang diminta untuk berkhotbah ini akan mengisi khotbah di lain sekolah. Ia mencontohkan anak sekolah A akan mengisi khotbah di masjid sekolah B, anak sekolah B akan mengisi khotbah di masjid sekolah C, sehingga ada pergantian dan tidak hanya menyampaikan khotbah di sekolahannya saja.
“Yang kita harapkan, anak-anak ini benar-benar merasakan pengalaman baru, sehingga ini bisa menjadi titik tolak untuk lebih bersemangat lagi dan lebih giat lagi ke depannya demi kemandiriannya dan kesuksesannya,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi selama berjalannya program ini, ternyata banyak anak-anak hebat yang bisa tampil untuk menyampaikan khotbah. Bahkan, ketika anak-anak itu ditanya setelah khotbah, rata-rata mereka mengaku baru pertama kali berkhotbah, sehingga Supomo yakin pengalaman ini akan membekas dalam hidupnya.
“Apalagi mereka kita perlakukan seperti anak yang luar biasa, mereka dijemput dengan menggunakan mobil Kepala Dispendik dan pulangnya juga diantarkan. Harapan saya, mereka bisa merasakan ternyata asyik ya punya kelebihan dan punya prestasi, hingga akhirnya mereka candu dan ingin terus berprestasi,” ujarnya.
Selain program khotbah bagi para pelajar, Supomo juga memastikan bahwa selama Bulan Suci Ramadhan ini pihaknya membuat program kultum dan tadarusan di Masjid Nurul Faidzin itu. Kultum itu disampaikan oleh para pelajar SD dan SMP setelah Salat Dhuhur, dan dilanjutkan pula dengan tadarusan. “Anak-anak yang khafid Quran yang kita berikan beasiswa, kita ajak ke sini untuk tadarusan, karena kita ingin syiar-syiar islam benar-benar dirasakan saat Ramadhan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Ahmad Firdaus As Sabil yang saat itu didapuk menjadi Khotib Jumatan di Masjid Dispendik Surabaya mengaku merasa terhormat dan merasa senang sudah diberikan kesempatan untuk menyampaikan khotbah di Masjid Nurul Faidzin. Bagi dia, ini adalah suatu pelajaran yang sangat penting dalam hidupnya dan suatu kesempatan yang sangat langka.
“Makanya, saya sangat menyampaikan terima kasih banyak kepada Kepala Dispendik dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada saya. Ini pengalaman pertama saya berkhotbah,” kata Ahmad Firdaus seusai salat jumatan.
Ia mengaku mempersiapkan khotbah itu semaksimal mungkin, mulai dari materinya yang digarap sendiri hingga berlatih kepada orang tua serta ustadnya. Karenanya, ia pun bersyukur karena khotbahnya itu berjalan lancar dan sukses. “Saya dredeg sebelum naik ke mimbar, setelah naik ke mimbar alhamdulillah saya tidak dredeg dan alhamdulillah lancar hingga akhir,” katanya.
Ahmad Basori, Ayahanda Ahmad Firdaus As Sabil juga menyampaikan terimakasih banyak kepada Kepala Dispendik Surabaya beserta jajarannya yang telah melahirkan program ini. Menurutnya, ini program bagus yang harus diteruskan ke depannya, demi membekali anak-anak Surabaya. “Saya sangat senang dan bangga, saya juga sangat berterimakasih kepada Dispendik, program ini sangat bagus,” kata Ahmad Basori.
Ia juga menjelaskan bahwa anaknya itu menyiapkan khotbah sejak kemarin. Bahkan, ia menyampaikan materi khotbahnya itu dikarang sendiri, termasuk urutan-urutannya. “Nah, malam setelah saya pulang kerja, saya cek materi khotbahnya itu, termasuk syarat dan rukunnya. Alhamdulillah sudah benar semuanya dan alhamdulillah lancar tadi,” pungkasnya. (Humas Dispendik Surabaya)