Tepat hari ini, Jumat (05/09) pelaksanaan konselor sebaya 2014 untuk para siswa telah dimulai. Kegiatan pelatihan konselor sebaya 2014 yang diawali dengan pelatihan konselor sebaya siswa tingkat SMP berlangsung serentak di lima tempat yang berbeda. Wilayah surabaya pusat berlangsung di TLC Pawiyatan, surabaya selatan di SMKN, 6, surabaya utara berlangsung di SMPN 11, surabaya barat di SMKN 2, surabaya timur di SMKN 5.
Dalam video rekaman yang ditayangkan pada setiap awal kegiatan pelatihan konselor sebaya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini berpesan agar para siswa terus berprestasi disegala bidang dan menjauhkan diri dari hal-hal negatif yang sering kali menjerumuskan siswa kedalam jurang kesengsaraan nantinya. “Keberhasilan hak setiap anak dan setiap orang”.
Setiap anak juga mempunyai kesempatan dan peluang yang sama dalam meraih kesuksesan. Oleh karena itu, harus bisa menerima dan menghargai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap individu. Artinya, para siswa harus bisa saling menghormati dan menghargai akan kelebihan dan kekurangan siswa lainnya.
Keberhasilan dan kesuksesan tidak hanya diraih melalui satu bidang saja. Namun keberhasilan dan kesuksesan diraih dengan kerja keras dan pantang menyerah di semua bidang yang menjadi potensi setiap siswa.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendik Surabaya, Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd ketika membuka kegiatan konselor sebaya bagi siswa SMP di SMPN 11 menuturkan bahwa, sebagai pelajar pembawa perubahan (agent of change), para siswa harus mampu suri tauladan bagi teman-teman lainnya di sekolah.
Setelah mereka mendapatkan pelatihan konseling, diharapkan juga mampu mencegah perilaku negatif pelajar dan menanamkan Emotional Quotient danAdversity Quotient yang kuat ke pelajar serta menjadikan mereka Agent of Change bagi siswa yang lain. Sehingga tidaklah mustahil perilaku negatif pelajar dapat terdeteksi secara dini oleh konselor sebaya dan dilakukan upaya antisipasi dan pencegahan.
Dalam kegiatan konselor sebaya, setiap sekolah mengirimkan sepuluh siswa serta guru pendamping. Mereka juga mendapatkan materi tentang menjaga kesehatan reproduksi remaja oleh para dokter dari Dinkes Kota Surabaya.
Seperti halnya di SMKN, dr. Dina menerangkan tentang pubertas. Menurutnya pubertas ialah masa peralihan anak-anak menjadi dewasa yang ditandai dengan matangnya organ reproduksi. Perubahan fisik maupun mental terjadi dalam masa pubertas dialami oleh para anak yang menginjak dewasa. Untuk itu, pentingya mengetahui dan menjaga kesehatan reproduksi.
Dina menambahkan, bahwa penyakit kelamin yang sering dijumpai, salah satunya melalui pergaulan bebas yang berdampak merugikan bagi diri siswa. Untuk itu, diharapkan para siswa menjauhkan diri dari pergaulan bebas yang kini kian marak dikalangan pelajar. (Humas Dispendik Surabaya)