Maria Ernawati guru SMKN 3, menyabet juara pertama guru berprestasi se-Jatim dalam kategori guru SMK. “Rasanya tidak percaya. Detik-detik pengumuman, saya benar- benar gugup dan berdebar,” ungkap perempuan 49 tahun itu sambil beres-beres bersiap pulang ke rumah dari tempat karantina kemarin.
Perolehan juara tersebut memang sesuai impian. Berbagai usaha dilakukan Maria demi mendapatkan kemenangan itu.
Maria memang layak dinobatkan sebagai guru berprestasi 2015 tingkat Jatim. Selain penilaian dari tes tulis, portofolio, dan wawancara, Maria memiliki keunikan. Maria adalah seorang guru bahasa Inggris. Bukan berarti hanya mata pelajaran (mapel) bahasa Inggris yang dikuasainya. Tetapi, Maria juga dikenal piawai bernyanyi lagu bahasa Jawa. “Saya bernyanyi lagu maskumambang di depan juri. Mereka bilang terpukau dengan penampilan saya,” ungkap perempuan berhijab tersebut.
Kepiawaian dalam bernyanyi bahasa Jawa itu didapat Maria saat SMA. Pada saat awal mendengar lagu bahasa Jawa, dia langsung tertarik. Dia pun terus menghafalnya. “Kalau lagi bersih-bersih rumah, saya biasanya sambil nyanyi. Kadang pula dalam pelajaran, saya kaitkan dengan lagu bahasa Jawa. Biar siswa tidak bosan dan stres,” ungkapnya.
Tidak sekadar bernyanyi, perempuan kelahiran Ngawi itu juga pandai mendalang. Sambil bernyanyi, dia sering memainkan lakon-lakon pewayangan. “Saya juga memainkan wayang di depan juri. Bagi saya, tokoh-tokoh wayang ini memberikan inspirasi kekuatan,” imbuh perempuan yang merayakan ulang tahun setiap 4 April tersebut.
Dalam proses belajar-mengajar, kisah bonek selalu menjadi andalan. Bagi Maria, bonek memiliki kepanjangan brilian, optimistis, nekat, dan kreatif. “Kalau mengajar, harus bonek. Sebisanya siswa harus nyaman dan tidak bosan dengan apa yang diajarkan guru,” kata alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta tersebut.
Dalam menjalani pekerjaannya itu, Maria mendapatkan dukungan penuh keluarga. Sang suami, Marsiman, dan tiga anaknya memberikan semangat dan motivasi kepada Maria. “Mereka sangat pengertian. Tahu saya sedang sibuk mempersiapkan ini, mereka tidak protes kalau tidak ada masakan di rumah,” ungkap anak ketiga di antara enam bersaudara itu.
Menurut Maria, perjuangan masih panjang. Dia memiliki mimpi besar untuk memenangkan seleksi guru berprestasi tingkat nasional. “Berusaha pasti. Juga tetap berdoa saja dan berusaha sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Selain Maria, Dra. Putri Hayuningtyas, M. Pd juga berhasil menyabet juara I dalam lomba inovatif bahasa jawa lewat karyanya tentang “Teknik Pemebelajaran Cepat Membaca, Menghafal, dan Menulis Aksara Jawa”. Ia berhasil menyisih 22 peserta yang terdiri dari guru Bahasa Jawa se-Jawa Timur.
Putri (panggilan akrab Dra. Putri Hayuningtyas, M. Pd, red) mengungkapkan melalui metode pengelompokkan aksara jawa yang saat ini pembelajarannya kurang mudah dipahami oleh para siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut di wujudkan dengan meningkatnya nilai KKM siswa sesudah mmenerapkan metode ini.
Metode yang dikembangkan Putri ini tidak perlu menghafal satu per satu 40 aksara jawa yang terdiri dari 20 aksara inti dan 20 pasangannya.
Menurutnya, pengelompokkan pembelajaran akasara jawa tersebut meliputi, pembagian kelompok aksara jawa yang mudah dipahami, sukar, dipahami, mirip, sama, aksara bagian depan hilang, dan aksara bagian belakang hilang.
Dalam uji cobanya kepada 38 siswa dalam satu kelas di SMPN 10, ia membagi kelompok siswa menjadi dua bagian. Tiap-tiap siswa diberi waktu lebih kurang 10 menit, untuk menuliskan kata dengan menggunakan aksara jawa di depan kelas. Siapa yang tercepat akan mendapatkan nilai yang memuaskan. “Bagi siswa metode ini, begitu mengasyikkan karena siswa termotivasi untuk dapat cepat menuliskan aksara jawa dengan teman lainnya”.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengapresiasi prestasi yang telah diraih oleh dua guru Surabaya tersebut. Menurutnya, prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi para guru untuk dapat meningkatkan kompetensi pendidikan di segala bidang.
“Prestasi yang telah diraih tetap dipertahankan dan terus dikembangkan. Hal tersebut merupakan upaya nyata Dispendik Surabaya dalam meningkatkan kompetensi para tenaga pendidiknya”.
Ikhsan, juga berpesan agar menyiapkan fisik dan mental sebaik mungkin dalam mengikuti seleksi guru prestasi tingkat nasional. Menurutnya menang ataupun kalah bukan tujuan utama namun bagaimana pengalaman tersebut dapat diimbaskan kepada sesame guru lainnya untuk meraih prestasi bersama. (Humas Dispendik Surabaya)
“Ayo Terus Dukung Guru Berprestasi Surabaya”.