Perkembangan dunia teknologi yang semakin pesat terutama makin maraknya permainan (game) online yang sering dimainkan oleh anak-anak acapkali memiliki dampak kurang baik terhadap psikologis anak. Namun, membatasi anak-anak dalam bermain game juga akan memberikan dampak psikologis tersendiri pada anak. Untuk itu, pengawasan orang tua,lingkungan,sekolah dan pemerintah diharapkan bisa membatasi permainan anak ini.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan mengungkapkan penggunaan handphone paling sering dijadikan untuk media bermain. Untuk itu sejak lama di tingkat SD dan SMP dilarang membawa handphone.
“Lingkungan sekolah bisa terganggu karena belum paham digunakan apa handphonenya. Anak saat sudah memegang gadget pasti tidak bisa mengontrol kebutuhannya akan gadget, jadi orang tua harus ikut berperan di dalamnya,”jelasnya disela dialog yang merupakan rangkaian Lustrum Fakultas Teknik ke-Vl Universitas Surabaya (Ubaya).
, Marsemnus Ferdinand Suciadi ,penggiat game sekaligus dosen Jurusan Teknik informatika Fakultas Teknik Ubaya menjelaskan pentingnya rating game untuk diperhatikan orangvtua. Akses untuk melihat rating game ini juga bisa dilihat di aplikasi sebelum mengunduh game yang dipilih.
“Kebanyakan orang memukul rata dan beranggapan bahwa semua game itu berbahaya bagi anak, padahal itu tidak benar. Anak boleh bermain game, asalkan contentnya cocok.”, ungkapnya.
Konten dalam game ini bisa dilihat bersamaat dengan rate. Ia merinci, rate yang saat ini ada diantaranya. Early Childhood untuk untuk anak usia dini, everyone untuk semua umur, Everyone 10+ untuk usia 10 tahun ke atas.
Sementara itu, dalam dialog “Melek Game”, Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, Adang Kurniawan menegaskan rating game ini bertujuan sebagai himbauan, bukan larangan untuk peredaran sebuah judul game.
Dengan sistem rating tersebut, orangtua dapat melihat apakah konten yang ada cocok untuk dikonsumsi atau tidak bagi anak. Akan tetapi, rating game tersebut hanya berupa acuan saja alias tidak mengikat sama sekali. Rating tersebut hanya bertugas sebagai peringatan saja.
“Orangtua tetap bebas membelikan game dengan rating apapun untuk sang anak. Tentunya, jika orangtua sudah memahami tanggung jawab dan konsekuensi di balik keputusannya”. (Humas Dispendik Surabaya)