Grand Final Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 digelar dengan sangat semarak di Graha Sawunggaling, lantai 6 gedung Pemerintah Kota Surabaya, Minggu (19/06). Lebih dari 600 orang siswa, guru, kepala sekolah, orang tua dan keluarga finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 menyaksikan acara puncak penganugerahan duta lingkungan hidup cilik itu.
Pada puncak penganugerahan yang digelar pada hari ke-14 Ramadhan ini, seluruh 39 finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 diminta menjawab pertanyaan pilihan. Pertanyaan itu mengenai isu-isu lingkungan hidup yang banyak dijumpai di sekitar.
Namun, penentuan pemenang program ini bukan hanya ditentukan pada sesi grand final ini. “Penentuan pemenangnya ditentukan mulai seleksi presentasi proyek lingkungan hidup dan esai “Bila Aku Menteri Lingkungan Hidup”; Media Komunikasi Proyek Lingkungan dan Kampanye Lingkungan; pameran proyek lingkungan pada Jambore Air “Dari Anak Untuk Anak” bersama keluarga, evaluasi lapangan proyek lingkungan hidup dan realisasi Keluarga Hijau Calon Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016; karantina dan pembekalan lingkungan hidup 3 hari 2 malam Finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 di Taman Flora Bratang Surabaya; kampanye media sosial dan grand final.
Gardana Wong Alit, siswa SDN Kaliasin I Surabaya, dengan proyeknya budidaya tanaman sirih dinobatkan sebagai Pangeran Lingkungan Hidup 2016. Sedangkan anugerah Puteri Lingkungan Hidup 2016 diraih oleh Ailsa Araminta Aurelia Putri Maqsudi, siswa SDN Kaliasin I Surabaya, dengan proyeknya pengomposan menggunakan keranjang takakura.
Melalui proyeknya, Gardana Wong Alit mengajak masyarakat di sekitar tempat tinggalnya untuk memanfaatkan lahan dengan ditanami tanaman sirih. “Dengan lahan sempit pun bisa dimanfaatkan untuk ditanami tanaman sirih yang merupakan tanaman merambat. Lingkungan menjadi hijau, kita juga bisa memanfaatkannya untuk mimisan, radang tenggorokan dan asma,” ujar Gardana Wong Alit.
Untuk menyosialisasikan proyek lingkungan hidupnya ini, Gardana tidak hanya melakukannya kepada teman-teman sekolahnya dan tetangga di tempat tinggalnya. Gardana bahkan melakukan sosialisasi di beberapa tempat keramaian seperti Kapas Krampung Plaza yang tidak jauh dari rumahnya, stasiun Gubeng dan di dalam gerbong kereta api.
Sementara itu, dalam melaksanakan proyek pengomposan sampah organik menggunakan keranjang takakura, Ailsa membina kampung nelayang di Kejawan Lor yang berada tidak jauh dari rumah tempat tinggalnya. “Di kampung nelayan ini, saya memiliki Sahabat Kompos Ailsa, yaitu anak-anak seusia saya yang bertanggung jawab mengelola keranjang komposter takakura pemberian saya setelah pembinaan yang saya lakukan. Pemantauan komposter dilakukan Ailsa sedikitnya tiga kali dalam sepekan,” ujar Ailsa.
Ailsa juga membina beberapa depot dan warung makan yang berlokasi tidak jauh dari rumah tempat tinggalnya untuk memilah sampah sisa makanan dan diolah menjadi kompos dengan takakura pemberian Ailsa. Dia juga membina beberapa panti asuhan di Surabaya dan Gresik untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan takakura yang saya lakukan.
“Alhamdulillah semua komposter takakura saya sudah pernah panen kompos,” ujar Ailsa, yang juga dinobatkan sebagai Puteri Lingkungan Hidup Favorit 2016 berdasarkan youtube.
Aktivis Senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni mengatakan bahwa Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup adalah upaya untuk mengajak masyarakat melalui anak-anak untuk peduli lingkungan hidup dengan aksi nyata. “Aksi nyatanya adalah dengan berperilaku ramah lingkungan hidup dan melaksanakan proyek lingkungan hidup selama beberapa bulan,” ujar Zamroni.
Ada hal baru pada pelaksanaan tahun 2016 ini, yaitu pelibatan keluarga. “Peserta Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 tidak hanya diajak menjadi teladan lingkungan hidup bagi teman-temannya di sekolah. Mereka juga diajak menjadi teladan bagi keluarganya. Caranya dengan merealisasikan Keluarga Hijau,” ujar Zamroni.
10 poin Realisasi Keluarga Hijau yang dimaksud adalah:
1. Hemat listrik, diantaranya dengan mengatur penggunaan AC atau penyejuk ruangan pada suhu minimal 23 derajat Celcius, tidur dalam keadaan gelap atau minim pencahayaan, dll.
2. Hemat air, diantaranya menampung air cucian beras untuk disiramkan pada tanaman;
3. Upaya pengurangan sampah kemasan produk, diantaranya dengan membeli produk dalam kemasan besar daripada sachet/kecil, dll;
4. Upaya pengurangan sampah plastik tas belanja, diantaranya dengan menghindari kresek saat belanja dan membawa tas belanja yang bisa digunakan berulang kali;
5. Pemilahan sampah non organik berdasarkan jenisnya ditindaklanjuti dengan pengolahan secara tuntas. Pengolahan secara tuntas berarti bisa dengan menjualnya/ menyumbangkannya kepada pemulung atau pengepul atau bank sampah terdekat. Diantara jenis sampah non organik adalah sampah kaleng, plastik dan kertas;
6. Pengomposan sampah organik. Bisa dilakukan dengan menggunakan keranjang takakura, tong komposter aerob, atau lubang resapan biopori;
7. Konservasi Air atau Bank Air dengan lubang resapan biopori, sumur resapan dan/atau tandon khusus penampungan air hujan;
8. Pemanfaatan lahan kosong dan/atau sempit dengan pohon pelindung dan/atau sedikitnya tanaman dalam pot;
9. Kampanye lingkungan hidup keluarga di pusat perbelanjaan;
10. Promosi aktivitas lingkungan hidup keluarga melalui mesia sosial, sedikitnya sekali dalam sepekan.
Bagi peserta yang berhasil merealisasikan Keluarga Hijau itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini telah memberikan penghargaan khusus yang sudah disampaikan pada saat penyematan Selempang Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 di Ruang Sidang Walikota Rabu (15/6) lalu.
Grand Final Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 ini sangat meriah dengan adu penampilan yel-yel para pendukung dari masing-masing finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016. Penghargaan Kepala Sekolah Terbaik juga diberikan kepada Sujilah, kepala SDN Kaliasin I Surabaya. Penghargaan Guru Terbaik juga diberikan kepada Elok Wahyu, guru SDN Manukan Kulon III. Pangeran Lingkungan Hidup Favorit 2016 juga diberikan kepada Ardian Prabu Agung Wicaksono, siswa SD SAIM Surabaya. Sedangkan Tim Pendukung Terbaik adalah Khanza Nirwasita Dewi dari SDN Kaliasin I.
Para pemenang Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2016 adalah sebagai berikut:
Pangeran Lingkungan Hidup 2016 ialah Gardana Wong Alit, siswa SDN Kaliasin I
Runner up I Pangeran Lingkungan Hidup 2016 ialah Pasha Rizky Dewantoro, siswa SD SAIM
Runner up II Pangeran Lingkungan Hidup 2016 ialah M. Fakhri Athaillah, siswa SDN Kaliasin I
Runner up III Pangeran Lingkungan Hidup 2016 ialah Arjuna Reisyar Effendi, siswa SDN Sememi I
Runner up IV Pangeran Lingkungan Hidup 2016 ialah Audrey Alexander Nugroho, siswa SDN Theresia 2
Puteri Lingkungan Hidup 2016 ialah Ailsa Araminta Aurelia Putri Maqsudi, siswa SDN Kaliasin I
Runner up I Puteri Lingkungan Hidup 2016 ialah Aisyah Dewi, siswa SDN Kaliasin I
Runner up II Puteri Lingkungan Hidup 2016 ialah Maysitha Arthavia Diandra, siswa SDN Jambangan I
Runner up III Puteri Lingkungan Hidup 2016 ialah Fathimah Nurhumaida Ramadhani, siswa SDIT Al Uswah
Runner up IV Puteri Lingkungan Hidup 2016 ialah Gabryell Chantika, siswa SDN Rangkah VI. (Humas Dispendik Surabaya)