Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) wilayah Kota Surabaya melakukan penguatan kompetensi guru jenjang SD dan SMP baik negeri dan swasta melalui gerakan menyambut siswa belajar dengan ikatan rasa (GEMBIRA). Penguatan kompetensi guru dilakukan per wilayah dan dilakukan bergantian.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini, para guru diminta untuk dekat dengan para murid. Hal ini bertujuan agar guru cepat peka terhadap perubahan tingkah laku murid.
“Selain senantiasa memberikan pembelajaran yang menyenangkan, guru harus segera membangun ikatan emosional kembali dengan para murid. Ikatan emosional ini yang sebelumnya kurang terbangun selama pembelajaran jarak jauh (PJJ),” katanya.
Guru, lanjut Yusuf, diminta lebih sabar dalam menghadapi murid-murid dan orang tua atau wali murid. Sebab, setiap murid dan wali murid memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. “Mari lebih peka dan membangun rasa empati terhadap permasalahan para murid,” terangnya.
Salah satu psikolog dari APSI, Fatchul Munir menjelaskan, pendekatan disiplin positif dapat dilakukan para guru untuk mencegah kekerasan kepada siswa, terutama untuk mendisiplinkan siswa serta mengurangi perilaku salah.
“Pendekatan disiplin positif ini akan mampu meningkatkan kepercayaan diri murid dan rasa tanggung jawab atas perilakunya dalam rentang waktu yang panjang,” tuturnya.
Widji Lestari, psikolog yang lain, mengatakan, perspektif psikologi dapat digunakan untuk memahami potensi tumbuh kembang dan masalah siswa. Pasalnya, setiap siswa unik, berbeda satu sama lain. Maka, perlakuan dan pendekatan penanganannya berbeda-beda.
“Dalam psikologi melihat aspek pikir, sikap dan perilaku. Maka dengan mudah kita mencermati dan mendeteksi perilaku salah dari apa yang terlihat dan tampak, sehingga bisa meminimalkan salah reaksi terhadap apa yang dilakukan oleh siswa,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)