Penampilan rancak nan apik dipertunjukkan lima siswa SMPN 5 melalui gerakan flash mob, tidak hanya falsh mob namun permainan alat musik perkusi yang membawakan lagu mars Orpes ditampilkan belasan siswa-siswi SMPN 16 membuat decak kagum rombongan para tim penilai Lomba Lingkungan Sekolah Sehat (LLSS) tingkat nasional yang tadi pagi, Kamis (26/05) meninjau langsung ruang sekretariat tetap (sektap) UKS di kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya.
Ketua tim penilaian LLSS dr. Cristina Manurung mengapresiasi atas kerja bersama antar sektap untuk mewujudkan LLSS di Surabaya. Menurutnya program delapan golongan UKS merupakan sebuah program yang dianggap sebagai upaya pencegahan maraknya kasus permasalahan anak yang timbul akhir-akhir ini.
“Anak Indonesia harus terbebas dari delapan golongan UKS”.
Cristina menambahkan melalui pola hidup bersih dan sehat akan sangat membantu anak dalam merubah perilaku terutama dalam mendidik anak untuk dalam mewujudkan anak indonesia terbebas dari delapan golongan UKS tersebut.
Delapan golongan UKS tersebut yakni, anak indonesia terbebas dari Rokok, Kenakalan Remaja, Kehamilan Pra Nikah, Minuman keras, HIV/AIDS, Narkoba, Kecacingan, serta Anemiadan/Hepatitis B.
Penilaian LLSS nasional menitik beraratkan pada penilaian terhadap tim pembina UKS tingkat provinsi, kab/kota, dan kecamatan, penilaian terhadap sekolah dengan aspek kebersihan sarana/prasarana kelas, ruang guru, kantin, toilet, air bersih, tempat cuci tangan, tempat ibadah, kondisi tempat sampah dan UKS. Penilaian terhadap perilaku kesehatan anak didik diantaranya pengetahuan tentang UKS dan perilaku hidup bersih dan dan sehat serta penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Sementara itu, pada kesempatan ini Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM yang menyambut kedatangan para juri mengutarakan sebagai upaya melakukan penanggulan serta pencegahan terhadap permasalahan anak di Surabaya Dispendik telah melatih 16.000 anak menjadi konselor sebaya, program tersebut kemudian berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya dengan menggunakan 10 modul pembelejaran konseling yang terintegrasi dalam mapel.
“Tidak hanya konselor sebaya, dalam menanggulangi pencegahan narkoba di kalangan pelajar Surabaya memiliki kurikulum anto narkoba yang diluncurkan berama BNN pada tahun lalu”.
Penilaian selanjutnya dilanjutkan oleh para tim juri ke Kecamatan Sukolilo dan SD Al-Irsyad Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)