Selama tiga hari berturut-turut kebersamaan yang telah terjalin erat diantara para OSIS se-Nusantara yang tercipta melalui Kongres Pelajar Nusantara (KPN) harus diakhiri dengan sebuah perpisahan, namun perpisahan itu bukan akhir dari sebuah perjuangan untuk memajukan bangsa secara bersama-sama.
Selasa malam, (11/11) bertempat di gedung Asrama Haji acara malam perpisahan (farewell party) diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya guna mengakhiri rangakain kegiatan KPN 2014.
Acara dimulai dengan pertunjukkan tari-tarian yang diabawakan oleh para pelajar dari SMKN 12 Surabaya, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan penyerahan cinderamata kepada perwaklian kab/kota yang mengikuti acara KPN.
Dalam sambutannya, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menungkapkan kebersamaan yang telah terjalin dalam KPN dapat dijadikan sebuah motivasi perjuangan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara kedepannya nanti.
Ikhsan menambahkan, pengalaman-pengalaman dalam berorganiasasi lewat KPN ini diharapkan dapat menjadi bekal para calon-calon pemimpin muda ini untuk bersama-sama menjadi para generasi emas indonesia yang berakhlak mulia dan berwawasan global.
Acara tersebut, juga diisi dengan peragaan busana masing daerah peserta KPN 2014. Tidak hanya peragaan busana, penampilan apik dari Vertical Six band SMPN 19 mampu membius ratusan pelajar, serta tak kalah hebohnya dengan penampilan dari PPDB band yang beranggota para pejabat di lingkungan Dispendik Surabaya.
Pada kesempatan ini juga diserahkan piala sekaligus piagam kepada para pemenang lomba mural. Juara I diraih oleh tim dari SMAN 6, juara II diraih oleh tim SMPN 31, dan juara III diraih oleh tim dari SMKN 12. Untuk special mention direbut oleh SMPN 38 dan SMAN 14.
Kejutan yang tidak disangka-sangka diterima oleh Natab Webi, pelajar asal Papua tersebut medapatkan sebuah alat komunikasi (HP) canggih guna mempererat persahabatan antar para peserta KPN lewat jejaring sosial. Pemberian alat komunikasi tersebut dilakukan oleh Sekretaris Dispendik Surabaya Drs. Aston Tambuna, M. Si.
Menurut Natab, selama di Papua dirinya tidak memiliki alat komunikasi tersebut, bahkan ia pun tampak canggung ketika pertama kali menggunakan HP. Dirinya mengaku senang telah mendapatkan sebuah HP canggih, karena nantinya akan dibuat berkomunikasi dengan para peserta KPN lainnya. (Humas Dispendik Surabaya)