Kegiatan menanam cabe yang bertujuan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk ditanami cabe, lebih diharapkan bagi masyarakat agar ingat akan budaya menanam. Di samping itu, kegiatan Nandur ini dapat menjadikan role model bagi daerah lain di Indonesia, untuk membudayakan kembali bercocok tanam.
Gerakan yang bertajuk Surabaya Pedas yang dicanangkan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, pada bulan Mei 2017 lalu, kini telah tiba saatnya panen. Didampingi jajaran Muspika Rungkut, Walikota yang akrab di sapa dengan panggilan Bu Risma panen cabe di RW VII Kelurahan Kedung Baruk, Rabu pagi (13/09).
Semua Kelurahan menerima bantuan bibit cabe dari Dinas Pertanian Kota Surabaya sekitar 400 bibit setiap Kelurahan. Bantuan bibit ini dirawat oleh masing-masing kelurahan yang nantinya dilombakan untuk mendapatkan Juara I, II dan III. Kecamatan Rungkut yang diwakili oleh RW VII Kelurahan Kedungbaruk telah berhasil merebut predikat sebagai Juara I Surabaya Pedas.
Dalam sambutanya, Walikota Surabaya menyampaikan bahwa aneh sekali kalau harga cabe di pasaran mahal, apalagi sampai mendatangkan dari luar negeri, padahal tanah kita ini subur.
Untuk itu, diperlukan kerjasama semua pihak untuk memanfaatkan lahan sebaik-baiknya untuk ditanami, imbuhnya.
Turut meramaikan acara digelar beberapa produk unggulan dari lingkungan Kelurahan Kedung Baruk, di antaranya dari SMPN 23 dengan Es Kepo dan produk minuman instan dari hasil Kebun Toga, dari SMPN 35 minuman khas blimbing wuluh, dan tidak kalah menarik juga aneka produk dari ibu-ibu PKK Kelurahan Kedung Baruk. (Humas Dispendik Surabaya)