Kerjasama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan Liverpool-Inggris terus berjalan. Kali ini, Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik bersama jajarannya khusus mendatangkan transportasi berbasis ramah lingkungan teknologi terbaru berupa mobil hidrogen.
Transportasi tersebut, sengaja didatangkan guna menjadi media pembelajaran, pelatihan sekaligus sebuah kompetisi merakit mobil hidrogen dari lego, bagi 90 siswa perwakilan di 30 sekolah tingkat SMP Surabaya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada para pelajar yang ikut kompetisi, agar dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Ia juga mengimbau pada perwakilan dari 30 sekolah itu untuk terus belajar dan paham akan kondisi masa datang.
“Anak-anakku, suatu hari nanti, bahan bakar fosil seperti bensin, gas akan habis. Maka itu diciptakan lah energi ramah lingkungan. Kalian bisa belajar, dan percayalah suatu hari nanti ilmu ini akan terpakai. Ibu senang kalian mau berkumpul untuk belajar. Ibu juga sudah lihat hasil karya kalian dan ibu senang sekali,” kata Wali Kota Risma saat menerima kedatangan mobil hidrogen di SMP Negeri 1 Surabaya, Kamis, (14/03/19).
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menyampaikan pihaknya merasa bangga lantaran pada kesempatan ini, ia dapat memberikan pelajaran dan pemahaman lengsung kepada pelajar sekolah terkait teknologi terbaru. Selain itu Moazzam juga berpesan bahwa belajar bahasa inggris sangat penting untuk bersaing di panggung kelas dunia.
“Ini sangat penting untuk masa depan kita semua. Di era ini, kita semua menghadapi ancaman perubahan iklim. Maka kami berusaha menciptakan solusi seperti alat transportasi mobil ramah lingkungan,” jelas Moazzam.
Dalam kunjugannya kali ini, Moazzam Malik membawa sebuah unit mobil hidrogen yang diciptakan oleh perusahaan Inggris bernama Arcola Energy. Menurutnya, mobil tersebut menjawab permasalahan teknologi transportasi masa depan. Di dalam mobil itu terdapat alat elektrolisis yang berfungsi merubah air masuk menjadi hidrogen dan udara. Kemudian ditangkap oleh sebuah alat bernama fuel cell yang berfungsi merubah hidrogen menjadi listrik. Dari listrik itulah kendaraan dapat dioperasikan.
Kendaraan itu ditenagai sel bahan bakar hidrogen 100% nol emisi (Electrik Vehicle Powered by Hydrogen fuel Cell). Artinya, kendaraan tersebut tidak menggunakan bahan bakar dari fosil dan berbasis elektrik, terlebih dapat mengisi daya menggunakan energi listrik.
Moazzam juga berpesan kepada semua pelajar yang juara ataupun yang belum berhasil untuk tetap terus berkarya, memberikan dampak positif terhadap bangsa dan berperan aktif terhadap menjaga lingkungan hidup. “Saya berharap pelatihan ini berguna dan bermanfaat untuk Indonesia. Kalian semua adalah duta besar untuk gaya hidup yang ramah lingkungan,” tutupnya. (rls/Humas Dispendik Surabaya)