Guna melahirkan karya-karya inovatif yang terus bermunculan dari ide-ide segar para pelajar Surabaya melalui lomba peneliti belia (LPB) yang akan diselenggarakan pada tanggap 26-27 Oktober mendatang, Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) mulai lakukan pemantaban kepada para siswa.
“Ini merupakan tahun keempat LPB diselenggarakan, mudah-mudahan akan semakin banyak karya inovatif pelajar Surabaya yang terus bermunculan”, tutur Kadispendik Surabaya Ikhsan ketika membukan pemantaban LPB dihadapan 1.375 siswa, siang tadi (14/09) di gedung aula SMKN 6.
Ikhsan menjelaskan dengan semakin banyak hasil penilitian inovatif, kedepannya nanti diharapkan mampu melahirkan Surabaya sebagai pusat industri kreatif, oleh karena itu melalui pembekalan dan pendampingan yang secara intensif dilakukan baik kepada guru pembinbing ataupun kepada para siswa mampu untuk menghasilkan penemuan-penemuan yang lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya.
“Pada kesempatan ini, kami juga mengundang para peneliti belia yang telah berhasil untuk memotivasi para siswa lainnya”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut menambahkan di bulan September ada beberapa kegiatan pra LPB yang dilakukan yakni melakukan refresh untuk semua bidang, kemudian pembekalan per bidang yang meliputi ekologi dan non ekologi (fisika, komputer sains, dan metematika), dan pertemuan per bidang antara peserta didik dengan narasumber baru dialnjutkan dengan lombanya.
“Kami juga telah menyediakan sebuah katalog digital untuk menyimpan hasil-hasil temuan siswa pada lomba-lomba sebelumnya hingga sekarang”.
Monika Raharti, Direktur Center For Young Scientists mengatakan dengan membangun komunitas untuk para peneliti belia, ide-ide dapat dikembangkan sehingga para siswa semakin kreatif dalam membuat sebuah karya penelitian.
Sementara itu, dihadapan ratusan teman sebayanya, Linus Nara Pradana salah seorang peneliti belia asal Surabaya yang sukses lewat penemuan helm bependingin menceritakan pengalamannya. Siswa yang kini duduk di kelas 12 SMAN 16 menuturkan, helm berpendingin bermula ketika melihat sang ayah bekerja menggunakan sepada motor dengan menggunakan helm, ide itu muncul ketika helm yang dipakai kurang nyaman untuk dipakai alias panas.
“Kemudian saya kembangkan menjadi helm berpendingin dengan teknologi thermal dan kemudian berkembang sampai helm anti begal”.
Untuk helm anti begal, nara menceritakan helm buatanya itu dipasangi sebuah tombol yang terhubung dengan motor. Perangkat yang ada di helm merupakan bagian transceiver sedangkan perangkat di motor merupakan receiver.
“Kalau motor dirampas di tengah jalan, maka tombol yang ada di help bisa dipencet dan langsung terhubung dengan sepeda motor. Sepeda motor yang sudah dibawa kabur pembegal akan mengeluarkan alarm yang berbunyi kencang dan mesin motor otomatis mati,” pungkas Nara. (Humas Dispendik Surabaya)