(Foto : Diolah dari Berbagai Sumber)
Upaya membekali para generasi muda dengan beragam keahlian di bidang teknologi informasi (TI) terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya salah satunya mengembangkan bakat dan potensi siswa lewat kegiatan enterpeneurship online video maker, game developer, workshop Comic Trip, serta kegiatan worshop musik. Acara yang dimulai sejak Jumat lalu (12/06) di Spazio Hall dan berakhir di Hall Dyandra Convention Center Gramedia Expo mampu menyedot animo puluhan bahkan ratusan pelajar di Surabaya.
Melalui Start Surabaya Walikota Surabaya Dr. (HC). Tri Rismaharini, MT berharap banyak melahirkan wirausahawan muda Surabaya. Start Surabaya merupakan wadah anak-anak muda yang punya ide dan inovasi untuk menjadi pengusaha. Dengan bergabung di Start Surabaya, anak-anak kita punya kepercayaan diri yang tinggi, tahu bagaimana menjadi pengusaha yang sukses,” kata Risma di acara d’Preneur Spesial Surabaya, di Dyandra COnvention Center, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (14/6/2015).
Kemudian Risma juga berharap, lulusan Start Surabaya ini bisa sukses membangun dan mengembangkan usahanya. Dengan cara ini, Risma punya keinginan, Kota Surabaya seperti Kota Silicon Valley di Amerika Serikat (AS).
“Start Surabaya bisa menjadi seperti Silicon Valley. Semoga ini bisa terwujud,” kata Risma.
Start Surabaya adalah sebuah program inkubasi startup teknologi yang bertujuan mendorong anak muda Surabaya untuk meluncurkan bisnis dengan menciptakan solusi berbasis teknologi yang memiliki dampak, bertujuan untuk bermanfaat, dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat.
Silicon Valley sendiri merupakan daerah yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang komputer dan semikonduktor di Amerika Serikat, perusahaannya di antaranya Apple, Cisco Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan Yahoo.
Pengusaha nasional pemilik CT Corpora, Chairul Tanjung (CT) menyebut ada tiga modal usaha yang paling penting dalam berbisnis, yaitu uang, jaringan pertemanan, dan diri sendiri. Menurutnya, Uang bukan satu-satunya modal yang diperlukan karena ada modal-modal lain. Networking alias jaringan pertemanan. Menurut CT, justru ini modal yang paling penting ketimbang hanya uang. Sementara modal yang ketiga adalah diri kita sendiri. Integritas diri dan kepercayaan orang lain terhadap diri kita adalah satu hal yang sangat penting.
Guntur Sarwihadi, co-founder dan CEO Magphi Games, saat sesi Workshop Games d’Preneur Spesial Surabaya mengungkapkan untuk membuat sebuah game yang menarik, kata Guntur, para developer harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, game harus bersifat affordance. Artinya harus terkait hal-hal umum atau mudah dipahami.
Pria asal Jogja ini lalu mencontohkan game Angry Bird. Permainan besutan Rovio ini menggunakan alat yang diketahui semua orang dan dipahami cara kerjanya, yakni ketapel.
“Jadi jangan karena ingin menawarkan game baru, membuat kita lupa untuk men-drive suatu yang mudah dipahami orang,” ujarnya.
Hal kedua yang harus dipahami adalah core game yang dibuat mengkilap. Artinya, memperhatikan aturan utama dan interaksi dari game. Selanjutnya membuat gameplay loop yang menantang dan menarik.
Sementara itu, Yansen Kamto, CEO Kibar Kreasi Indonesia, kolaborasi adalah harga mati jika ingin berhasil membangun suatu usaha atau bahasa kerennya saat ini adalah startup.
“Kalau kita cuma jago coding, ya sudah coding saja. Sementara untuk urusan desain dan ngomong itu serahkan ke yang lain. Kayak anak band, berkolaborasi satu sama lain. Jadi jangan hanya berpikir, gw ganteng, gw bagus dan gw mau jalan sendiri,” lanjutnya.
Yansen juga menyarankan bagi yang mau melangkah jadi pengusaha, bikin startup atau apapun namanya, sebaiknya temukan alasan tentang masalah apa yang bisa terselesaikan dari produk/solusi yang kalian buat.