Permasalahan dalam penentuan penjurusan bagi para siswa, sering kali membuat para orang tua gelisah dan bingung. Oleh karena itu, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya menyelenggarakan “Dialog Tiga Pilar”yang bertujuan untuk memecahkan kerisauan para orang tua dalam memilihkan jurusan yang sesuai dengan pribadi seorang siswa.
Sabtu, (06/04). Bertempat di Graha Sativa Bulog Surabaya. Puluhan orang tua dan para sisiwa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mengikuti kegiatan Dialog Tiga Pilar yang diselenggarakan oleh SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
Acara tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi yang baik antara guru, siswa dan orang tua terkait penjurusan pada kelas XI di SMA Muhammadiyah 2. Dalam kegiatan ini, diharapkan para guru dan orang tua dapat mengarahkan para siswa-siswinya untuk memilih jurusan yang sesuai dengan potensi, baik akademik maupun non akademik yang terdapat dalam diri para siswa.
Pada kesempatan ini, Dialog Tiga Pilar dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM. Dalam sambutannya Ikhsan, mengungkapkan bahwa prestasi para siswa tidak hanya dikembangkan melalui potensi akademik saja, tetapi non akademik juga perlu untuk diperhitungkan. “Sorang artis seperti Krisdayanti, memilki prestasi yang baik dalam bernyanyi (non akademik), ini sangat berbeda dengan potensi yang dimiliki oleh pak Habibie (akademik)”.
Ini, membuktikan bahwa potensi yang dimilki oleh para siswa sangat berbeda-beda. Untuk itu, kita harus lebih bisa memahami potensi, bakat dan kreatifitas yang dimilki oleh para siswa baik dari segi akademik maupun non akademik, terangnya.
Sementara itu, terkait aturan pengguanan alat komunikasi (Handphone) di Sekolah. Ikhsan mengungkapkan bahwa saat ini, banyak HP yang dimilki oleh para pelajar menyimpan video porno. “Ini HP anak SD yang menyimpan 10 video prono dan telah kita periksa”. Untuk itu, para orang tua harus lebih berhati-hati dalam mengawasi putra-putrinya. Ikhsan juga menganjurkan para orang tua untuk memeriksa isi HP putra-putrinya. Sehingga HP mereka tidak menyimpan video prono yang dilarang oleh agama dan negara serta mencegah terjadinya pergaulan bebas di kalangan pelajar. (Humas Dispendik Surabaya)