Tantangan dan gangguan siswa di era globalisasi dan modernisasi sangatlah besar, sebut saja narkoba, pornografi, game online, serta segala bentuk permasalahan anak lainnya memerlukan adanya kepedulian dari semua pihak untuk bersama-sama menyelamatkan para generasi emas bangsa dari pengaruh negatif tersebut.
“Semua wajib menjaga serta mewaspadai perilaku anak dan cara bergaulnya”, tutur Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya ketika berpidato dihadapan para camat, lurah, kepala sekolah dan para guru dalam kegiatan GN-AKSA, tadi siang (13/09) di gedung Sawunggaling Lt. 6 Pemkot Surabaya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut menghimbau agar para guru dan kepala sekolah untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada di sekolah untuk diisi dengan banyak aktifitas siswa, sehingga nantinya siswa akan sibuk sendiri dengan kegiatan yang ada dan sekaligus meminimalisir hal-hal negatif yang akan mempengaruhinya.
“Dari pada mereka main di luar lebih baik main di dalam sekolah”, tuturnya.
Orang nomor satu di jajaraan Pemkot Surabaya menambahkan ketika ada siswa yang terlambat masuk sekolah jangan anak tersebut dibiarkan di luar. Menurutnya, ajak siswa tersebut dan berikan hukuman yang mendidik sehingga tidak sampai keluyuran di jalan. Risma juga mengajak untuk memperlakukan para siwa seperti keluarga sendiri, serta meningkatkaan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan siswa terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang mengancam.
“Mari kita berikan yang terbaik kepada anak-anak mumpung masih diberi kesempatan”.
Di tempat yang sama, Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti menjelaskan bahwa gejala para pengguna narkoba dapat dilihat dari perubahan perilaku dan sikap, seperti ketika diajak berbicara jarang mau untuk kontak mata, emosional yang meledak-ledak, sering berkeringat dingin, dan berbagai ciri-ciri lainnya.
“Hasil identifikasi BNN ada 53 ciri-ciri pengguna narkoba, oleh karena itu para guru harus mengetahuinya”.
Suparti menambahkan, bahwa peran aktif warga sekolah sangat dibutuhkan untuk bersama-sama melakukan pencegahan. Menurutnya, para kepala sekolah dapat memberikan arahan kepada pihak keamanan sekolah untuk melakukan identifikasi terhadap orang-orang asing ataupun sesuatu yang mencurigakan baik di dalam ataupun diluar lingkungan sekolah.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menjaga anak-anak dari pengaruh negatif, pertama yani buka mata, buka telinga dan buka hati terhadap situasi lingkungan yang ada, kedua sering melakukan pendekatan kepada siswa, ketiga jangan menutup pintu sekolah jika ada yang terlambat, keempat jadikan siswa seperti keluarga sendiri, kelima mampu memahami tanda-tanda perilaku siswaw, lakukan koordinasi dengan orang tua terkait perkembangan anak di sekolah, dan terakhir ajak para siswa untuk lebih meningkatkan ibadah seperti sholat dan ngaji bersama di sekolah bagi yang beragama non muslim dapat menyesuaikan. (Humas Dispendik Surabaya)