Perisitiwa tindak pelecehan seksual yang juga sering disertai dengan kekerasan terhadap anak makin kerap terjadi di tanah air ini, hal tersebut menuntut adanya upaya bersama dari semua pihak untuk saling peduli dalam menjaga anak-anak agar terhindar dari tindakan yang dapat merusak masa depan generasi bangsa tersebut.
Melalui Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Anak (GN-AKSA), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan kepada semua elemen untuk memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan di sekitar terhadap upaya-upaya kejahatan seksual kepada anak.
“Kalau kita tidak bisa kendalinkan, maka nantinya akan hancur para generasi emas bangsa ini”, tutur Risma -panggilan akrab Wali Kota Surabaya- dihadapan para lurah, camat, guru serta kepala sekolah se-Wilayah Barat, tadi siang (22/06) di gedung Sawunggaling Lt. 6 kantor Pemkot Surabaya.
Pada kesempatan ini, Risma juga berujar bahwa ke depan tantangan anak-anak Surabaya semakin besar, oleh karena itu sudah saat kita tidak memikirkan diri sendiri namun juga harus lebih peka terhadap kondisi sosial masyarakat yang berkembang.
Orang nomer satu di jajaran Pemkot Surabaya tersebut mengajak para guru dan kepala sekolah menjadi orang tua seperti dahulu yakni menyayangi serta mendidik para siswa dengan penuh kasih sayang.
“Saya ingin para guru menjadi orang tua zaman dahulu yang memiliki kedekatan erat dengan siswa”.
Walikota terbaik dunia versi World Mayor Prize (WMP) juga menghimbau para guru untuk merangkul anak-anak, bukan hanya diberikan pengetahuan intelektual saja, namun juga harus diimbangi dengan pemberian perhatian dan kasih sayang yang mendidik.
“Saya tidak malu nilai anak-anak jelek, justru saya bangga kepada para siswa dan guru karena telah mensukseskan UNBK 100 persen di Surabaya”.
Menurut, Risma ujian nasional berbasis komputer (UNBK) merupakan bentuk latihan untuk membentuk mental anak menjadi jujur serta memiliki daya saing tinggi, terutama nantinya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) para siswa Surabaya harus kuat dan memiliki daya saing yang tinggi setara dengan pelajar lain dari belahan dunia lainnya.
“UNBK merupakan pelajaran besar buat siswa agar terbiasa dengan kondisi yang sebenarnya, Saya yakin mereka menjadi anak yang tangguh dalam mencapai kesuksesan”.
Pakar Psikiater dan Konsultan RSUD Dr. Soetomo Nalini Muhdi mengemukakan anak-anak perlu diajarkan untuk jangan takut bertanya serta menjawab pertanyaan, jika salah jangan pernah dipermalukan dan harus diberi penguatan. Lebih lanjut, menurutnya pemerkosaan bukan kejahatan seksual namun mereka yang memiliki inverior (rasa rendah diri yang berlebihan), seksual dipakai sebgai cara mendominasi dan kekuasaan.
Nalini menjelaskan, hal yang harus dilkukan kepada korban kekerasan pada anak dan seksual yakni memahami dan disosialisasikan bahwa kekerasan dan perkosaan bukan salah korban, kemudian segera mencari penanganan medik dan kejiwaan, serta memberikan bantuan/dukungan sosial, kejiwaan, advokasi hukum, sampai meberikan rasa keamanan dan kenyamanan.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengutarakan bahwa informasi yang didapat hendaknya juga sebagai gerakan bersama di sekolah dan masyarakat dalam melindungi serta menjaga anak-anak dari kejahatan seksual.
“Kita ingin anak-anak Surabaya kuat dan berprestasi yang nantinya siap memimpin bangsa kedepan menjadi lebih maju”. (Humas Dispendik Surabaya)