Keprihatinan mendalam terhadap sering terjadinya tindak kejahatan seksual yang menimpa para anak-anak di bawah umur, diuwujudkan pemerintah kota (pemkot) Surabaya bersama Jawa Pos dengan menggelar kegiatan road show di beberapa sekolah di Surabaya.
Road show bertajuk TANGKIS Againts Child Sexual Abuse tersebut akan mendatangi lima taman kanak-kanak (TK) di wilayah Surabaya. Sekolah yang akan mendapat sosialisasi tersebut, diantaranya TK Al Fajar (Surabaya Timur), TK Mawar Sharon (Surabaya Pusat), RA Al Hidayah (Surabaya Barat), TK Dewi Sartika (Surabaya Selatan), dan TK Hang Tuah 3 (Surabaya Utara). Road show akan berlangsung berturut-turut (6-8/5) ke tiga sekolah, kemudian dilanjutkan dua hari (13-14/5) pada minggu berikutnya.
Tadi pagi, bertempat di TK Hang Tuah 3 Surabaya. TANGKIS Againts Child Sexual Abuse dihadiri langsung oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Pada kesempatan ini, Walikota mengajak para anak-anak beserta para orang tua untuk mencegah sedini mungkin terhadap terjadinya kejahatan seksual pada anak.
Melalui keberanian anak dalam mengutarakan tentang sesuatu hal kepada guru dan orang tua tentang kejadian yang tengah dialami, diharapkan dapat segera diketahui masalah yang terjadi sehingga dapat langsung dilakukan pencegahan sedini mungkin. “Kalau kalian sedih atau sedang mengalami masalah, harus berani cerita kepada orang tua ataupun ke ibu guru”, ungkapnya.
Sembari memberikan pengarahan kepada para siswa, walikota perempuan pertama di Surabaya tersebut juga mengajak bernyanyi dan bermain para siswa di ruang aula TK Hang Tuah 3 Surabaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengungkapkan bahwa penanggulangan masalah pendidikan terutama dalam melakukan pencegahan terhadap tindak kejahatan serta kekerasan seksual anak tidak saja tanggung jawab pemerintah saja, tetapi masyarakat juga bisa turut untuk berpartisipasi . “Kegiatan seperti ini merupak salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam melakukan pencegahan tindak kekerasan seksual anak”.
Ikhsan menambahkan, Surabaya tidak hanya menjadi kota layak anak. Ditilik dari segi pendidikan, Surabaya merupakan kota yang punya sekolah ramah anak. “Sekolah ramah anak ya sekolahnya manusia. Artinya, anak dibuat nyaman dan aman di sekolah serta dikembangkan sesuai dengan potensi dan bakat masing-masing”. (Humas Dispendik Surabaya)