Curah hujan yang intensitasnya cukup tinggi acapkali menyebabkan banjir, oleh sebab itu dibutuhkan adanya penanganan lingkungan yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Melalui pembuatan lubang biopori diharapkan mampu mencegah terjadinya banjir.
Kemarin, Selasa (11/04) puluhan siswa SMP PGRI 6 yang tergabung dalam kader lingkungan ramai-ramai membuat lubang resapan biopori di sekitar sekolah mereka. Lubang resapan biopori ini ialah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.
“Tujuan pembuatan lubang biopori ini untuk menanggulanggi banjir”, ujar Banu Atmoko Kepala SMP PGRI 6”.
Banu menuturkan proses pembuatan lubang bipori dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
“Dengan adanya lubang biopori diharapkan mampu meningkatan daya resap air tanah dan mampu mencegah datangnya banjir”.
Dengan menggunakan bor tanah para siswa beramai ramai membut lubang resapan biopori di sekeliling sekolah, setelah itu para siswa membuat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm. Setelah itu, lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter lubang. Kemudian, isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah-buahan, dan sampah yang berasal dari tanaman lainnya. (Humas Dispendik Surabaya)