Dalam rangka penyampaian rencana kerja tahun 2020, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menggelar forum perangkat daerah bidang pendidikan. Sebanyak 180 orang yang mewakili stakeholder bidang pendidikan turut diundang untuk memberikan saran dan masukan.
Di antaranya pihak organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta, Dewan Pendidikan Surabaya, pengamat pendidikan, Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes), Komisi D DPRD Kota Surabaya, kepala sekolah negeri dan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lain-lain. Termasuk tamu dari DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Dalam paparannya, Kepala Dispendik Kota Surabaya Ikhsan mengaku sangat senang karena para undangan dapat meluangkan waktu untuk menghadiri forum perangkat daerah bidang pendidikan. Sebab, pihaknya membutuhkan banyak masukan untuk menyiapkan program tahun 2020 mendatang.
“Kami akan banyak mendengarkan dan banyak belajar untuk menyiapkan program pendidikan. Apalagi ini demi anak anak yang kita dampingi sebagai generasi pemimpin masa depan,” kata Ikhsan yang didampingi Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan, Kabid Sekolah Menengah Sudarminto, Kabid Sekolah Dasar Muhammad Aries Hilmi, Kabid GTK Mamik Suparmi, dan Kabid PDKOP Siti Asiyah Agustini.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini melanjutkan, tujuan diadakannya forum perangkat daerah salah satunya untuk mencari prioritas dan isu strategis bidang pendidikan. Hal ini untuk mempertajam indikator serta target kinerja program yang sesuai dengan visi misi Pemkot Surabaya.
Selama ini, lanjut Ikhsan, Pemkot Surabaya melalui Dispendik Surabaya telah memiliki banyak program untuk menyiapkan sisi akademis serta pengembangan bakat siswa. Program-program itu juga telah melibatkan partisipasi masyarakat. “Di sekolah siswa itu sekitar 8 jam. Untuk menyeimbangkan program sekolah dengan yang di masyarakat, Bu Wali Kota memiliki program Kampung Pendidikan serta Kampunge Arek Suroboyo,” jelasnya.
Ikhsan mengungkapkan, satuan pendidikan formal dan nonformal telah berkembang baik. Bahkan, pendidikan nonformal di Surabaya sudah menjadi pilihan masyarakat. Salah satu contohnya adalah pendidikan homeschooling yang menjadi pilihan seorang motivator sekaligus entrepreneur muda Wilson Tirta Tamin.
“Wilson pernah terpilih sebagai juara tiga Pelajar Pelopor Surabaya (PPS) tahun 2015 dan peraih juara pertama Tunas Muda Pemimpin Indonesia tahun 2016 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dia kini mengembangkan karir menjadi produser, dan pilihan pendidikannya adalah homeschooling,” tuturnya. Meskipun demikian, Ikhsan tetap berharap mendapat masukan atau saran agar program yang sudah baik ini menjadi lebih baik lagi.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana mengapresiasi adanya forum perangkat daerah yang digelar Dispendik Surabaya. Forum ini akan menghasilkan yang positif karena juga melibatkan perwakilan pelajar Surabaya. “Kebetulan juga ada tamu dari Kabupaten Kotawaringin Barat, sehingga bisa menyaksikan kekompakan yang ada di Kota Surabaya,” jelasnya.
Agustin menjelaskan, forum ini diharapkan mampu membantu kinerja Dispendik. Dengan demikian, apapun nanti yang terjadi di depan adalah hasil kerja sama semua stakeholder. “Semoga menghasilkan yang terbaik buat Kota Surabaya, terutama di bidang pendidikan. Semoga anak-anak kita juga semakin unggul sebagai generasi penerus di masa depan,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)