Berbagai program dan inovasi di bidang pendidikan yang telah lahir dan berkembang dalam rangka mewujudkan pendidikan Surabaya menjadi lebih baik, ternyata menarik perhatian bagi sejumlah mahasiswa strata tiga (S-3) Pascasarjana Fakultas Psikologi UNAIR untuk melakukan kajian sebagai bahan penyusunan Disertasi.
Mulai dari program perlindungan anak, peningkatan mutu dan kualitas guru Surabaya, E-Learning, sampai program bersama yakni kampunge arek Suroboyo menjadi topik bahasan dalam kuliah umum yang digelar Fakultas Psikologi UNAIR, tadi pagi Jumat (14/10) di ruang Sidang I.
Wakil Dekan I Dr. Nur Ainy Nawangsari, M. Si mengemukakan, banyak data-data yang bisa digali oleh para mahasiswa terutama dalam hal psikololgi perkembangan anak, ataupun permasalahan terkini yang berkaitan dengan dunia anak dan guru.
Berkaitan dengan penanganan permasalahan anak di Surabaya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengemukakan dalam menanggulangi permasalahan anak di Surabaya telah disiapkan berbagai program pencegahannya, mulai dari razia malam yang dilakukan oleh gabungan SKPD, konselor sebaya, mewadahi anak-anak sesuai bakat dan potensinya sampai program kampung’e arek Suroboyo.
Program konselor sebaya bertujuan mempersiapkan siswa SMP, SMA dan SMK di Surabaya mampu menjadi teman curhat bagi sebayanya.
“Sejak empat tahun lalu kegiatan ini telah berlangsung dan berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya yang telah menghasilkan 10 modul pembelajaran. Ikhsan menjelaskan, modul-modul tersebut telah diajarkan kepada para pendamping, guru BK, dan Wakasek Kesiswaan tiap-tiap sekolah.
“Tidak kurang dari 5.460 siswa mengikuti kegiatan diberbagai wilayah, setiap sekolah mengirimkan 10 orang siswanya”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berujar melalui konselor sebaya para siswa yang telah dilatih dapat membantu teman-teman yang sedih, galau, serta baper (terbawa perasaan) untuk mau curhat sehingga masalah mereka terpecahkan dan tidak sampai salah jalan.
Ikhsan menambahkan melalui konselor sebaya berharap sudah tidak adak ada lagi anak-anak Surabaya yang mengalamai kekerasan dan exploitasi, sehingga mereka dapat belajar dengan sungguh-sungguh dalam menggapai masa depan yang gemilang.
Program kampung pendidikan melalui kampung’e arek Suroboyo diikuti sebanyak 308 kampung yang diharapkan menjadi piloting di setiap kelurahan. Ruang lingkup kampung pendidikan kampung’e arek Suroboyo secara administrasi meliputi satu RW yang bsia terdiri dari beberapa RT untuk mengakomodir kategori kampung.
Bentuk program kampung’e Arek Suroboyo terdiri dari lima kategori yang memiliki beberapa indikator. Yakni sebagai kampung belajar, kampung sehat, kampung asuh, kampung kreatif dan inovatif serta kampung aman.
Untuk tahun lalu, predikat Kampung Pendidikan kategori kampung belajar diraih oleh RW VIII Kelurahan Babat Jerawat. Salah satu yang menonjol dari Kelurahan Babat Jerawat adalah adanya program jam belajar.
Salah satu program unggulan di kampung tersebut yakni program jam pendidikan. Bahwa pada jam pendidikan yakni dari jam 18.00 WIB hingga jam 19.30 WIB, semua anak-anak se-RW harus masuk ke rumah untuk belajar. Sehingga tidak ada anak-anak yang berkeliaran. Bahkan, kegiatan RW seperti rapat pun, juga harus digelar setelah jam pendidikan tersebut. (Humas Dispendik Surabaya)