Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek nuklir merupakan bagaian yang tidak terpisahkan dari hal tersebut. Dewasa ini, pengembangan Iptek nuklir mengalami perubahan dan lebih diarahkan untuk maksud-maksud damai. Iptek nuklir juga memiliki peran penting dalam memajukan ilmu-ilmu lainnya, seperti bidang kesehatan industri, pertanian dan energi.
Di bidang peternakan para peneliti Indonesia berhasil menggunakan isotop radioaktif untuk mendayagunakan pakan sehingga dengan jumlah pakan yang sama akan dapat dikomsumsi oleh lebih banyak ternak. Namanya adalah Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB) yang telah digunakan oleh para peternak di Jabar, Jateng, dan kawasan timur Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat.
Pada bidang pertanian aplikasi isotop dan radiasi (PAIR) telah menghasilkan sejumlah varietas unggul yang baru dengan cara mutasi oleh imbas radiasi, seperti varietas padi untuk dataran rendah dan dataran tinggi, kedelai, dan kacang hijau. Bidang pertambangan, Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini. Serta di bidang kedokteran, radiasi dari isotop radioaktif cobalt pada dosis tertentu digunakan untuk membunuh sel-sel kanker, sel-sel ini akan mati, sedangkan sel-sel normal tidak begitu terpengaruh selama pengobatan. Selain itu untuk mendiagnosa penyakit pasien tanpa harus melakukan pembedahan, para dokter biasanya menggunakan sinar-X.
Tadi pagi (13/02), bertempat di SMAN 7 Batan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan International Atomic Energy Agency (IAEA) selenggarakan workshop Internasional kepada para guru-guru SMA yang tergabung didalam MGMP Biologi, Fisika dan Kimia.
Ir. Ruslan dari Biro Hukum dan Kerjasama BATAN menerangkan, salah satu upaya dalam memberikan sebuah edukasi kepada masyarakat terutama bagi guru science, yakni melalui kegiatan workshop seperti ini. Dipilihnya SMAN 7 sebagai tempat pelatihan, karena sejak tahun 2009 SMAN 7 telah memiliki laboratorium nuklir, satu-satunya di Jawa Timur.
Dalam workshop ini, dihadirkan para expert dari negara Jepang dan Australia. Para guru juga dibekali pengetahuan tentang kurikulum yang memuat materi tentang nuklir oleh Puskurbuk Kemdikbud.
Acara yang berlangsung selama tiga hari yakni 13-15 Februari secara resmi dibuka oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Drs. Sudarminto, M. Pd. Dalam sambutannya Sudarminto mengungkapkan kerjasama yang telah terjalin dengan baik bersama BATAN telah menghasilkan sebuah manfaat yakni didirikannya laboratorium nuklir di SMAN 7. Pemanfaatan laboratorium nuklir dapat dipergunakan sebaik mungkin oleh para guru dan siswa dalam upaya meningkatkan keilmuan tentang nuklir.
Sudarminto menghimbau, para guru diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin beragam pengalaman dan pengatahuan yang disampaikan oleh para expert nantinya.
Takeshi IImoto, expert nucleur dari Universitas of Tokyo menyampaikan, di dalam tubuh manusia juga terdapat bahan radioaktif alami yang berasal dari makanan sehari-hari. Bahan-bahan tersebut berasal Potassium-40 sebesar 4.000 Bq, Carbon-14 2.500 Bq, Rubidium-87 500 Bq, dan Lead-210 dan Polonium-210 sebesar 20 Bq. (Humas Dispendik Surabaya)