Puluhan guru dari SMP negeri mendapat pelatihan Kurikulum 2013 untuk pendidikan kesetaraan mulai Rabu (9/10/2019) sampai Kamis (10/10/2019) di Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Pelatihan menghadirkan dua orang narasumber dari Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) Jatim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kabid Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Masyarakat, Kesenian dan Olahraga Pendidikan (PDKOP) Dispendik Surabaya Thussy Aprilliyandari mengatakan, salah satu pesan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini adalah menjaga dan mengembangkan anak-anak, baik di pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.
“Mulai hari ini sampai besok, BP PAUD dan Dikmas Jatim akan melakukan pendampingan kurikulum untuk nonformal Paket C plus. Pendampingan akan menghasilkan RPP sesuai mata pelajaran, karena memang ada sedikit perbedaan dalam segi pembelajaran,” katanya saat membuka acara.
Menurut dia, kurikulum 2013 untuk Kejar Paket C plus menekankan pada sisi vokasi dan akademis. Ada tatap muka, pembelajaran mandiri terstruktur, pembelajaran online dan offline, dan masih banyak lagi. “Nanti memakai satuan kredit kompetensi (SKK) yang modulnya bisa diakses di emodul.kemdikbud.go.id untuk Paket C,” terangnya.
Agus Wahyudi, salah satu narasumber dari BP PAUD dan Dikmas Jatim, mengatakan, untuk para pamong belajar atau tutor Paket C plus jangan hanya melihat peserta didik. Perlu ada penangkal yang sudah tersedia dalam Kurikulum 2013, yaitu dalam bentuk pemberdayaan.
Narasumber lain, Marliah menjelaskan, dihadapan peserta didik sekarang ini adalah Revolusi Industri 4.0 yang memiliki banyak kemungkinan. Untuk itu, peserta didik harus disiapkan sesuai eranya dengan menyandingkan pendidikan nonformal dengan Revolusi Industri 4.0. “Keahlian berpikir kritis dan memecahkan masalah harus terus diasahkan kepada peserta didik,” jelasnya. (Humas Dispendik Surabaya)