Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru pendamping khusus (GPK) sekolah inklusi dan tenaga Pusat Layanan Disabilitas (PLD). Pelatihan dan pembinaan ini terkait karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan apa yang harus dilakukan dalam fisioterapi.
Pembinaan dan pelatihan diberikan kepada 99 GPK dan tenaga PLD yang tersebar dari lima wilayah Kota Surabaya. Kegiatan dibuka Kabid Sekolah Dasar (Sekdar) Dispendik Kota Surabaya Muhammad Aries Hilmi, Sabtu (30/3/2019).
Menurut Aries, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dispendik telah memiliki 50 SD negeri inklusi dan 25 SMP negeri inklusi. “Anak berkebutuhan khusus (ABK) memang memiliki 2 konsep. Ada yang ingin bergabung sekolah dengan reguler, dan ada yang fokus ke sekolah luar biasa,” katanya.
Melalui sekolah inklusi, lanjut Aries, pemerintah memberikan fasilitas kepada ABK untuk bergabung dengan anak-anak reguler. Salah satu yang menjadi perhatian sekolah inklusi adalah pemberian kecakapan hidup (life skill) kepada ABK.
“Tujuannya memberikan life skill adalah agar ABK bisa mandiri saat lulus sekolah nanti. Di sisi lain, pendidikan akademik juga diperoleh,” ujarnya. (Humas Dispendik Surabaya)