Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan terus berbenah dalam menyiapkan pendidikan non formal, khususnya bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus Pendidikan (LKP) yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya.
Saat ini Surabaya memiliki 38 lembaga PKBM dengan jumlah warga belajar sebanyak 4.463 siswa, sedangkan jumlah LKP mencapai 455 lembaga yang telah terdaftar sedangkan jumlah peserta didik mencapai 65.817 siswa.
Dengan jumlah lembaga dan peserta didik/warga belajar yang cukup banyak tersebut tentunya dibutuhkan sebuah sistem pengelolaan yang harus betul-betul dapat memfasilitasi berbagai kebutuhan terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016.
Upaya peningkatan mutu dan kualitas PKBM dan LKP diawali dengan berbagai pelatihan keahlian pada setiap rumpun. Untuk LKP terdapat tujuh Forum Komunikasi Rumpun (FKR), diantaranya pada bidang teknik dan TIK, kerumahtanggaan, kecantikan, kesehatan dan olahraga, bahasa, jasa, seni dan budaya, serta khusus/Bimbel.
Ada beberapa fungsi dan tujuan FKR, diantaranya memaksimalkan pelayanan pembinaan, peningkatan mutu dan monitoring evaluasi pada lembaga, pendidik dan tenaga kependidikan/instruktur, membantu Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) dalam peningkatan mutu / kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan kursus dan pelatihan per rumpun ataupun keseluruhan melalui program kerja, menjadi mediasi dan fasilitasi dalam informasi dan kebijakan pendidikan terkini tentang lembaga kursus dan pelatihan, merencanakan dan mengusulkan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan peningkatan mutu LKP per rumpun maupun secara integrasi, sebagai tenaga sukarela membantu Dinas Pendidikan dan LKP dalam penyebaran informasi dan komunikasi terkini terhadap rumpun masing masing, serta berfungsi sebagai pemetaan, monitoring, evaluasi dan updating data. Tidak hanya itu, Dispendik juga telah menyiapkan sebuah database profil PKBM dan LKP.
Database tersebut selain memiliki fungsi sebagai promosi secara online setiap LKP dan PKBM juga berfungsi sebagai pemetaan ketika sebuah lembaga baru akan didirikan. Dengan adanya sistem tersebut lembaga baru yang akan didirikan dapat diarahkan untuk menempati wilayah yang betul-betul membutuhkan PKBM ataupun LKP hal tersebut tentunya untuk menghindari persaingan yang kurang sehat antar lembaga.
“Informasi letak PKBM dan LKP di Surabaya kini dapat dilhat melalui google maps ataupun GPS dengan membuka profil PKBM dan LKP”, tutur Kadispendik Ikhsan dalam paparan pendidikan nonformal se-Jatim yang berlangsung tadi (06/10) di Hotel Sahid Surabaya.
Tidak hanya itu, dalam menyiapkan PKBM dan LKP menghadapi tantang MEA Dispendik juga telah menyiapkan sebuah “Grand Design”. Rencana penyusunan Grand Design PKBM dan LKP bertujuan Memberikan pedoman, petunjuk, referensi dalam menyusun Renstra pendidikan LKP-PKBM Surabaya dan Memberikan pedoman, petunjuk, referensi dalam menyusun Rencana Kinerja (Renja) dan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) bidang Pendidikan LKP-PKBM Surabaya.
Grand Design PKBM dan LKP 2016-2030 juga merupakan Pengejawantahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bidang LKP-PKBM menuju tahun 2030 serta merupakan dokumen perencanaan jangka panjang (long term planning).
Penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada PKBM dan LKP melalui kegiatan Apresiasi PKBM dan LKP dengan menggelar pameran PNFI “Widya Wahana PNFI 2015”. Sebanyak 92 stand memadati area pameran. Kegiatan ini juga sekaligus menawarkan berbagai macam pendidikan berbasis kompetensi / skill yang dibutuhkan dalam rangka menyambut MEA.
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut juga menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan transpor kepada tutor PKBM yang berjumlah 300 orang. Setiap tutor mendapatkan biaya pengganti transport sebesar Rp 150.000/bulan. Selain itu, pemberian transport juga diberikan kepada 12.000 guru ngaji dan guru sekolah minggu dengan besaran transpor 250.000/bulan.
“Total anggaran yang disiapkan untuk pemberian transport kepada guru ngaji dan guru sekolah minggu yakni 36 Milyar pertahun”, pungkas Ikhsan.
Sementara itu, melihat begitu pesatnya perkembangan serta peningkatan mutu dan kualitas PKBM dan LKP di Surabaya, Sunarko Forum HIPPKI Jatim mengapresiasi atas kinerja Pemkot Surabaya dalam mengembangkan pendidikan di Surabaya. Ia berharap kemajuan tersebut dapat ditularkan kepada daerah-daerah lain untuk belajar bersama membangun sebuah pendidikan non formal yang bermutu dan berkualitas.
“Tak salah jika Surabaya menjadi barometer sekaligus inspirator pendidikan”, ujarnya. (Humas Dispendik Surabaya)