Keberhasilan berjalannya sebuah sistem pengelolaan manajemen informasi pendidikan di Surabaya tentunya didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Hal tersebut bertujuan guna melakukan percepatan pengembangan pendidikan di Surabaya. Tidak tanggung-tanggung selama kurun waktu 3 tahun terakhir sebanyak 17 inovasi sistem IT telah dilahirkan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik). Mulai dari profil sekolah hingga profil LKP dan PKBM saling terintegrasi mampu mendorong kinerja sekolah ataupun lembaga dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Berbicara pengelolaan SDM, tadi pagi Kamis (15/09) sebanyak 11 orang rombongan Dinas Pendidikan Kab. Bekasi kunjungi Dispendik. Rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Dispendik Surabaya Drs. Aston Tambunan, M. Si didampingi oleh Kasubag Keuangan Nyono, SH dan Kasubag Umum dan Kepegawaian Retnowati, S. Sos di ruang Kartini.
Sri Riyanti, Sekretaris Disdik Bekasi mengemukakan bahwa kunjungan untuk ketiga kalinya ini ialah untuk belajar lebih banyak dalam hal peningkatan kualitas pegawai PNS dan non PNS di lingkungan Dispendik.
“Kami berharap banyak yang kami pelajari melalui pertemuan ini”.
Pada kesempatan ini, Aston menyampaikan bahwa untuk membantu kinerja sekolah dalam melakukan pengelolaan pendidikan, sebanyak 1.315 tenaga kontrak disebar pada setiap sekolah. Mereka terdiri dari tenaga administrasi, tenaga keamanan, dan tenaga kebersihan.
“Untuk pembiayaannya melalui APBD, sedangkan bagi GTT dan PTT diambilkan dari dana BOS dan BOPDA. Mereka digaji sesuai dengan UMK ”.
Aston menambahkan, kepala sekolah di Surabaya menjadi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), haknya sama setara dengan sekretaris dan kepala bidang dalam merencanakan, menggunakan, sampai melaporkan laporan pertanggungjawaban anggaran. Namun, Dispendik tetap melakukan filter melalui tim penyelia, sebelum RKAS tersebut disetujui.
“Melalui SIPKS banyak sekolah yang kelebihan anggaran dan dikembalikan ke kas negara ataupun kasda”.
Mantan Sekretaris Inspektorat Pemkot Surabaya tersebut mengungkapan bahwa dalam melakukan sebuah pengelolaan sebuah sistem dibutuhkan adanya database terlebih dahulu baru setelah itu merancang sebuah program inovatif yang akan dikembangkan.
Oleh kaerna itu, sistem database tersebut kemudian berkembang menjadi Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Calon Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, P2KGS, Profil LKP dan PKBM, Aplikasi Gaji Online, dan pelaksanaan UNBK 100 persen. (Humas Dispendik Surabaya)