Keberhasilan surabaya dalam mewujudkan kota literasi menarik perhatian bagi daerah lain untuk lebih dalam mengkaji implementasi di lapangan. Ketersediaan fasilitas yang lengkap dan memadai serta adanya sebuah upaya yang kuat dalam melakukan kegiatan keliterasian, mulai dari tingkat sekolah hingga masyarakat umum merupakan faktor tersendiri yang menjadikan Surabaya sebagai kota literasi.
Tadi pagi ( 16/02), sebanyak 17 guru yang berasal dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Timur melakukan kunjungan ke kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya. Rombongan diterima langsung oleh Kepala Dispendik Dr. Ikhsan, S. Psi, MM didampingi Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd di ruang rapat lantai dua kantor Dispendik Surabaya.
Ketua IGI Aceh Timur Nurdin, S. Pd menyampaikan, tujuan kedatangannya ke Surabaya bersama para guru-guru ini ialah ingin belajar lebih dalam tentang gerakan literasi yang telah berhasil dikembangkan Surabaya hingga berhasil menjadi kota literasi.
Pada kesempatan ini, Eko menyampaikan bahwa budaya literasi telah dikenalkan kepada masyarakat melalui berbagai sarana, mulai dari taman bacaan masyarakat (TBM) yang tersedia di setiap kelurahan hingga pada perpustakaan sekolah. Salah satu upaya menarik minat para siswa dalam meningkatkan kegemaran membaca yakni melalui program tantangan membaca dan menulis cerpen.
Program tantangan membaca ini, mewajibkan para siswa membaca buku-buku sastra kurang lebih 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar di sekolah di mulai. Mereka diwajibkan membaca kurang lebih 6-7 buku karya satra dalam satu semester, kemudian membuat resumenya. Dari hasil resume karya sastra terbaik nantinya akan dilombakan dan diberi penghargaan.
Satria Dharma, salah seorang penggiat literasi mengungkapkan kemajuan pengembangan budaya literasi di Surabaya sudah cukup pesat. Semakin adanya beragam media, baik cetak maupun elektronik menuntut seseorang agar dapat meningkatkan keterampilan membaca, karena akses terhadap buku menjadi sesuatu hal yang penting.
Sementara itu, Kadispendik Ikhsan mengutarakan konsep pengembangan keliterasian bagi para siswa terutama untuk jenjang SMP, SMA dan SMK akan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi. Mahasiswa yang tengah menempuh tugas akhir dapat melakukan pengembangan penelitiannya dengan melakukan pendampingan keliterasiannya kepada para siswa, dengan demikian akan hubungan yang saling menguntungkan. Mahasiwa dapat menyelesaikan tugas akhir, dan siswa memperoleh tambahan pengetahuan.
Rombongan IGI Aceh Timur akan melakukan kunjungan di beberapa sekolah, diantaranya SDN Bubutan, SMPN 43, SMAN 5, TBM, serta perpustakaan kota Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya).