Memasuki abad ke-21, pergaulan antar bangsa telah berkembang menjadi dunia tanpa batas (borderless world), sehingga baik batas geografis, politis, ekonomis maupun batas sosial budaya semakin kabur. Tidak satu pun negara, baik di belahan utara yang lebih maju, maupun di belahan selatan yang tertinggal, tanpa saling berhubungan. Hubungan itu bersifat timbal balik satu sama lain (reciprocal relationship). Namun dalam hubungan seperti itu seringkali terjadi, siapa yang lebih siap dan lebih kuat akan menang, dan baik secara langsung mau pun tidak langsung pihak yang kuat ikut menentukan nasib dan masa depan negara yang kurang siap dan lemah.
Grand Design Pendidikan harus sesuai dengan kondisi demografis, geografis, geostrategis serta kultur sosial budaya yang dominan. Oleh karena itu penyusunan Grand Design itu harus memperhatikan aspirasi seluruh lapisan masyarakat. Di samping itu, Grand Design Pendidikan Kota Surabaya merupakan terjemahan kebijakan nasional tentang kependidikan, visi, misi pengembangan dan searah dengan kebijakan umum pengembangan dan pembangunan Kota Surabaya ke masa depan.
Berbicara tentang pengembangan grand design pendidikan surabaya, tadi pagi (29/01) Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) menerima kunjungan dari Bapeda dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus. Rombongan tersebut diterima langsung oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian Retnowati, S. Sos didampingi Kasi Kesiswaan Dikmenjur Aries Hilmi, S. STP di ruang aula atas kantor Dispendik Surabaya.
Amalia, SH dari Bapeda Kab.Kudus mengaku kagum akan konsep pengembangan pendidikan ke depan, mulai dari pengembangan IT hingga pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya.
”Melalui kunjungan ini diharapkan dapat menyerap berbagai informasi dan pengalaman yang telah dilakukan oleh Surabaya dalam mengembangkan grand design pendidikannya”.
Sementara itu, Aries Hilmi menerangkan konsep pengembangan pendidikan yang kini dilakukan oleh surabaya yakni mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan, karena melanjutkan konsep pengembangan yang lalu yakni pemerataan pendidikan.
”Konsep ini yang mengacu pada pembuatan renstra kedepan”.
Galuh staf IT Dispendik menambahkan sebagai upaya mewujudkan Surabaya menjadi barometer pendidikan nasional, Dispendik telah melakukan inovasi pengembangan program pendidikan.
Inovasi tersebut yakni profil sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), seleksi kepala sekolah, jurnal online, surabaya belajar, multimedia pembelajaran, rapor online, try out online, PPDB online, media centre, dan klinik kurikulum 2013. (Humas Dispendik Surabaya)