Kesuksesan Surabaya dalam menyelenggarakan sekolah gratis mulai dari jenjang SD sampai SMA/SMK serta meningkatkan mutu guru melalui peningkatan kesejahteraan dengan pemberian tunjangan kinerja daerah menarik derah lain untuk mengkaji serta mempelajarinya.
Tadi siang (04/02) sebanyak 10 orang rombongan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan mengunjungi kantor Dispendik Surabaya. Kunjungan Disdik Tanah Laut diterima Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si bersama para Kepala Bidang di ruang rapat Kartini kantor Dispendik.
Luffiati Uyun, M. Pd Kadisdik Kab. Tanah Laut mengemukakan, kunjungan ke Surabaya bersama rombongan ialah untuk mendalami mekanisme pemberian beasiswa, baik kepada siswa berprestasi maupun kepada siswa miskin serta membahas peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik (guru).
Menjawab pertanyaan tersebut, Sekretaris Dispendik Aston menjelaskan, salah satu program pendidikan di surabaya yang telah berhasil dikembangkan yakni pendidikan gratis di semua jenjang mulai dari tingkat SD hingga SMA. Eko menambahkan pembiayaan pendidikan di Surabaya telah di-cover melalui anggaran pendidikan yang mencapai 32 % dari APBD kota Surabaya, yakni sebesar 2,1 Triliyun.
Bantuan pendidikan tersebut diwujudkan melalui pemberian BOPDA serta penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan siswa yang memadai. Selain itu, peningkatan mutu guru juga menjadi perhatian tersendiri dari Pemkot Surabaya, mulai dari berbagai pelatihan, pengiriman guru ke luar negeri, beasiswa, hingga tunjangan kinerja telah menjadi salah satu program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya.
Terkait inovasi pengembangan program pendidikan, mantan Sekretaris Inspektorat Kota Surabaya tersebut menyampaikan bahwa ada sepuluh inovasi pengembangan program pendidikan di Surabaya. Kesepuluh program tersebut yakni profil sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), seleksi kepala sekolah, jurnal online, surabaya belajar, multimedia pembelajaran, rapor online, try out online, PPDB online, media centre, dan klinik kurikulum 2013.
“Semua database berasal dari profil sekolah, yang kemudian menjadi acuan pengembangan program lainnya”.
Berbicara UNBK, Kabid Dikmenjur Drs. Sudarminto, M. Pd mengungkapkan pelaksanaan UNBK merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan berkualitas diperlukan sistem penilaian yang dapat dipercaya (credible), dapat diterima (acceptable) dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Perkembangan UNBK pada tahun 2015 Surabaya sebagai pilot projecting, sedangkan di tahun 2016 ini di taraf pengembangan dan diharapkan di tahun 2018 semua sekolah dapat melakukan UNBK.
Mantan Kepala SMAN 16 tersebut kembali menuturkan, sebelum sekolah tersebut mendaftarkan diri keTesting Center ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni pertama prioritas sekolah terlebih dahulu menyiapkan kebutuhannya sendiri, seperti memiliki komputer yang sesuai dengan juknis yang ditentukan kemudian melakukan pengecekan spesifikasinya. Komputer juga bisa dipinjam dari siswa.
Kedua, menjalin koordinasi yang baik dengan yayasan ataupun lembaga bagi sekolah swasta untuk menyiapkan pelaksanaan UN-CBT. Ketiga, dapat bergabung dengan sekolah-sekolah lain yang telah memiliki fasilitas memadai dalam pelaksanaan UN-CBT nantinya. Dan yang keempat, baru jika tidak memperoleh sekolah penggabung dan Dispendik telah mencarikan dengan sekolah terdekat juga masih belum terfasilitasi, baru nantinya akan difasilitasi melalui Testing Center.
“Kami meyakini dengan pola seperti itu UNBK 100 persen sekolah dapat mengikutinya”. (Humas Dispendik Surabaya)