Ditengah-tengah keasyikan menyimak penjelasan dari narasumber terkait pelatihan mural dan start up digital yang diikuti sebanyak 100 orang siswa berasal dari OSIS dan Organisasi Pelajar Surabaya (ORPES), para siswa tersebut mendapatkan tamu istemewa. Mereka adalah rombongan delegasi UNICEF yang tengah mengikuti seminar Growing up Urban di Surabaya.
Tiba di siola tepat pukul 4 sore, kemarin (08/05/2018) rombongan delegasi UNICEF meninjau fasilitas yang ada di Siola seperti Puspaga, command center room 112 dan co-working space atau biasa disebut Koridor.
“Fasilitas ini tidak ada di kamboja dan ini harus diterapkan disana (Kamboja),” ungkap Debora Comini perwakilan asal Kamboja.
Tran Ngoc Son selaku Deputy Chief of HCMC Child Care and Protection Commmitee memuji konsep CC Room 112 yang dirancang oleh Wali Kota Risma. Bahkan, dirinya mengaku telah memikirkan hal semacam ini untuk negaranya. “Sudah terkonsep, tapi belum terealisasikan dengan berbagai macam pertimbangan. Secepatnya kami akan belajar sekaligus berdiskusi dengan Surabaya untuk mewujudkan hal ini,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Dameria selaku Head of Department of Women Empowerment and Child Protection Dumai, Riau. Dia sangat takjub dengan perubahan Kota Surabaya. Sebab, kata Dia, meskipun Wali Kota Risma tidak ada di Surabaya, beliau dapat memantau kinerja karyawannya melalui gadgetnya. “Itu baru pemimpin yang bertanggung jawab,” kata Dameria.
Puas melihat kondisi kerja di Command Center 112, rombongan mendatangi coworking space atau koridor yang terletak di lantai 3. Di dalam koridor, Delegasi tidak canggung menyapa pengunjung yang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Terlihat, mereka mengamati gambar-gambar pahlawan Surabaya dan Indonesia di masa kemerdekaan serta tulisan motivasi dari para pejuang dan sastrawan Indonesia. Debora Comini perwakilan UNICEF untuk Kamboja terlihat antusias menanyakan gambar serta melakukan foto dengan background kalimat atau gambar pahlawan Indonesia. “Tempat yang sangat bagus untuk anak-anak muda menuangkan kreatifitasnya disini,” tutur perempuan asli Italia tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan Mark perwakilan Unicef dari negara Perancis. Dia menyampaikan bahwa ini adalah wadah yang luar biasa karena anak-anak muda dapat meningkatkan skill sekaligus menerapkan di kampus maupun tempat pekerjaannya. “Pengalaman pertama menginjakkan kaki di koridor. Sangat luar biasa,” pesan Mark.
Perlu diketahui, hari ini merupakan hari terakhir rombongan Unicef berada di Surabaya. Dua hari, mereka melakukan diskusi bersama wali kota dan pakar tata kota dari 10 kota di Asia Timur dengan membahas kota layak dan ramah bagi anak-anak di masa depan. (Humas Dispendik Surabaya)