Kemarin malam (25/11) ratusan bahkan ribuan guru memadati areal halaman kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya untuk mengikuti puncak Hari Guru ke-20 dan HUT PGRI ke-70 yang dikemas dalam bentuk Apresiasi Guru 2015.
Acara yang dimulai sejak sore hari menyuguhkan berbagai penampilan kesenian yang dibawakan oleh guru langsung, seperti pertunjukkan musik band, campursari, luduruk, kolintang, sampai pada penyerahan hadiah para pemenang lomba peringatan Hari Guru ke-20 dan HUT PGRI ke-70.
Pada kesemapatan ini, Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengajak para guru tepat di hari guru ke-20 sekolah mengadakan upacara, selanjutnya para guru diharapkan dapat mengunjungi guru-guru yang sudah masa purna dengan tujuan menghargai jasa-jasa mereka yang telah mengabdi untuk memajukan pendidikan di Surabaya pada khususnya, dan sekaligus para pencetak generasi berprestasi bangsa.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut kembali menuturkan tema Hari Guru kali ini masih sama speerti tahun lalu, yakni Teteg, Tatag dan Tutug yang berarti yakin dan berani dalam mencapai sebuah tujuan yang diharapkan, yakni mewujudkan Surabaya sebagai barometer pendidikan nasional.
“Apresiasi Guru kali ini diperingati secara sederhana, jika tahun lalu 35.000 guru lebih berkumpul di Gelora 10 November Surabaya, maka tahun ini kami selenggarakan dengan pesta kebun saja”.
Sementara itu, Pj Walikota Surabaya Nurwiyatno mengucapakan rasa terima kasih yang luar biasa kepada guru karena selama ini telah memajukan pendidikan di Surabaya, hal tersebut tentunya diwujudkan dengan banyaknya prestasi yang telah diraih oleh para siswa di berbagai bidang semakin meningatkan mutu dan kualitas guru Surabaya.
“Atas nama pemerintah kota Surabaya, kami sampaikan rasa terima kasih yang mendalam”.
Nurwiyatno menambahkan, tugas berat berat seorang guru dalam menyiapkan para siswa menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah didepan mata, untuk itu dibutuhkan sebuah perjuangan yang luar biasa dalam mendidik para siswa agar dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya. Tugas guru ialah memberikan dorongan terhadap bakat dan potensi siswa untuk terus berkembang.
“Jangan sampai siswa Surabaya hanya menjadi penonton saja ketika MEA diberlakukan”.
Alumnus SMAN 6 Surabaya tersebut kembali menuturkan para guru hendaknya tidak boleh memberikan nilai kepada siswa dengan cara yang tidak jujur, karena hal tersebut nantilah yang dapat menghancurkan masa depan siswa itu sendiri.
“Keberhasilan hanya dapat diraih melalui kerja keras dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain”.
Pada kesempatan ini, Pj Walikota juga berkesempatan memberikan tali asih kepada beberapa guru yang telah memasuki masa purna tugas dan melakukan pemotongan tumpeng sebagai tanda peringatan Hari Guru ke- 20 dan HUT PGRI ke-70. (Humas Dispendik Surabaya)