Sampah. Begitu kita mendengar kata tersebut bayangan kita langsung tertuju pada sebuah onggokan berbau, kumuh, becek dan menjijikkan. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Satu di antaranya, sampah konsumsi. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia sebagai pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Lebih-lebih jika sampah jenis ini tidak dikelola secara baik, dibuang di sembarang tempat, tentu akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
Berkait dengan dengan hal itu, Minggu pagi (22/9), serentak para siswa SD, SMP, SMA/SMK se-Kota Surabaya berbondong-bondong dengan menenteng karung plastik menuju Pantai Kenjeran yang bertanggul batu-batu. Dengan dimotori tim Tunas Hijau Indonesia, mereka memunguti sampah-sampah yang beraneka macam asalnya di sela-sela bebatuan tanggul. Tampak tak merasa jijik sedikit pun di antara wajah-wajah mereka.
Material sampah berupa plastik, pakaian bekas, pembalut kewanitaan, barang-barang bekas rumah tangga, berbagai macam bungkus kemasan minuman, dan lain-lain. Jenis yang terakhir ini yang mendominasi sampah di sana. Mengingat sepanjang pantai ini dimanfaatkan para pedagang kaki lima sebagai lahan berjualan berbagai makanan dan minuman. Rupanya dari sinilah menjadi salah satu penyumbang sampah-sampat tersebut.
“Kebersihan berawal dari saya.”, kata Arlinda Muthia, siswa SMPN 23 Surabaya. Jika semua warga punya motto seperti ini, saya jamin Surabaya jadi kota yang bersih dan sehat bagi warganya.”, lanjutnya.
Winarto, salah satu orangtua siswa yang ikut mendampingi anaknya mengatakan bahwa kegiatan ini tepat sekali, mengajarkan anak-anak secara langsung peduli lingkungan. Mereka memperoleh pembelajaran nyata betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Para pedagang kaki lima dan keluarganya yang berada di sepanjang pantai ini seharunsnya dilibatkan dalam gerakan bersih-bersih pantai ini, mereka merupakan penyumbang sebagian dari sampah-sampah yang berserakan di sini, tambahnya. (Humas Dispendik Surabaya)