Tak salah jika Surabaya mendapat nilai tertinggi dalam penilaian sementara Kota Layak Anak oleh Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) melalui program bersama lintas SKPD yang terintegrasi sebagai upaya melindungi anak Surabaya dari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak moral dan masa depan calon-calon pemimpin bangsa tersebut.
“Kota Surabaya adalah kota yang masuk nominasi dengan nilai tertinggi, untuk itu kami datang dalam rangka melakukan validasi data”, tutur Elita Gafar Kepala Badan Perencanaan dan Evaluasi Kemenpppa, tadi pagi Rabu (12/10) di ruang Pola Bappeko Surabaya.
Elita mengungkapkan di tahun 2014 Surabaya juga pernah meraih predikat Kota Layak Anak tingkat Utama dan kami harapkan melalui penilaian tahun ini nantinya dapat meningkat menjadi tingkat Mentor, dengan demikian dapat dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain untuk berperan bersama-sama menjaga seluruh anak di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surabaya Drs. Eko Haryanto, MM mengutarakan gerakan perlindungan anak telah dimulai oleh Pemkot sejak tahun 2008 bersama elemen terkait. Berbagai program seperti konselor sebaya, inisiasi kampung’e arek suroboyo, beasiswa pendidikan bersama CSR, pelatihan keterampilan, taman bacaan masyarakat (TBM), penanggulangan dan pencegahan narkoba oleh BNN dan program bersama lainnya bertujuan untuk menciptakan kondisi kota yang aman, nyaman dan layak dihuni oleh anak-anak Surabaya.
“Hal yang paling mendasar adalah komitmen dan keseriusan bersama dalam menjaga anak”.
Secara garis besar Eko menjelaskan laporan dari tiap-tiap SKPD terhadap perkembangan lingkungan sekitar disampaikan kepada Walikota menjadi sebuah dasar dalam membuat program dengan melibatkan berbagai elemen, sehingga penanganan permasalahan anak dapat segera ditindaklanjuti.
“Koordinasi antar SKPD dengan Walikota semakin cepat dengan mudah karena menggunakan media sosial”.
Eko menambahkan, jika terjadi suatu musibah atau masalah sosial masyarakat bisa melaporkan dengan menghubungi Command Center di nomer call center 112 dan nantinya akan terhubung ke semua petugas. Melalui 112 Lokasi pelapor juga langsung terpantau posisinya sehingga lebih cepat petugas untuk menangani.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Ikhsan menuturkan Konselor Sebaya bertujuan guna mempersiapkan siswa SMP, SMA dan SMK di Surabaya mampu menjadi teman curhat bagi teman sebayanya sendiri, kemudian berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya yang telah menghasilkan 10 modul pembelajaran.
Menurutnya, modul-modul tersebut telah diajarkan kepada para pendamping, guru BK, dan Wakasek Kesiswaan tiap-tiap sekolah.
Melalui konselor sebaya para siswa yang telah dilatih dapat membantu teman-teman yang sedih, galau, serta baper (terbawa perasaan) untuk mau curhat sehingga masalah mereka terpecahkan dan tidak sampai salah jalan.
Ikhsan menambahkan melalui konselor sebaya berharap sudah tidak adak ada lagi anak-anak Surabaya yang mengalamai kekerasan dan exploitasi, sehingga mereka dapat belajar dengan sungguh-sungguh dalam menggapai masa depan yang gemilang.
“Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat membantu orang lain”.
Tim validasi data Kemenpppa juga akan meninjau langsung implementasi dilapangan sepertii di Balai Kota Surabaya, Command Center Siola, dan SMAN 5. (Humas Dispendik Surabaya)