Lapangan pekerjaan yang semakin sempit, serta persaingan tenaga kerja yang semakin kompetitif merupakan sebuah tantangan ke depan terutama dalam menyiapkan para siswa khususnya siswa SMK untuk dapat bersaing di era globalisasi saat ini. Melalui pendidikan dual system bersama dunia usaha dan dunia industri (DUDI) diharapkan mampu menjadi jembatan untuk mencetak para tenaga kerja yang profesional dan memiliki daya saing tinggi.
“SMK perlu terus membangun komunikasi dan sinergi dengan dudi, sebab dengan cara itulah, sistem dual sistem dalam program vokasi yang digagas oleh Presiden Jokowi akan bisa berjalan denga baik”, tutur Wakil Ketua Komtap Ketenagakerjaan Luar Negeri Kadin Indonesia, Muhammad Nur Hayid, tadi siang (06/10) di SMKN 2 Surabaya.
Nur Hayid menuturkan untuk meningkatkan daya saing industri dibutuhkan SDM yang berkualitas pula, oleh karena itu pihaknya mendorong agar DUDI tidak hanya sebagai tempat magang siswa SMK saja namun juga harus mampu mengarahakan mereka untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi sesuai dengan keahlian masing-masing.
“Kita harus mengetahui tantangan ke depan seperti apa, oleh karena itu bersama pemerintah Kadin akan terus mendorong terwujudnya SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing global”.
Nur Hayid menambahkan dalam rangka meningkatkan daya saing Industri Nasional, Kadin Indonesia terus melakukan sosialisasi soal pentingnya program vokasi, pemagangan dan peningkatan SDM yang digagas oleh Kadin dan pemerintah. Kadin berharap semua stakeholder bisa bekerjasama untuk membangun SDM yang handal dan kompetitif di masa mendatang.
Pada kesempatan ini, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuran Dispendik Drs. Sudarminto, M. Pd mengungkapkan upaya membekali kemampuan para siswa SMK melalui pendidikan vokasi terus dilakukan, salah satunya yakni dengan bekerjasama dengan DUDI dan menyiapkan sertifikasi kompetensi siswa.
Selain itu, Pemkot Surabaya melalui Dispendik juga rutin menyelenggarakan pameran pendidikan di mana setiap lulusan SMK berkewajiban menghasilkan produk yang bisa dijual. Hal ini karena Pemkot Surabaya telah memberi makanan, sehingga anak-anak bisa bersekolah hingga sore. Setelah lulus pun, Pemkot memberikan bantuan modal untuk usahanya sebagai latihan berwirausaha.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Drs. Djoko Pratmodjo Yudhi Utomo menambahkan banyak siswa SMKN 2 yang telah dikirim magang sekaligus bekerja di luar negeri seperti vietnam, korea dan berbagai negara asia lainnya berkat kerjasama dengan DUDI tersebut. Menurutnya terkadang mereka sampai lupa untuk mengambil ijazahnya karena pulang ke Indonesia 1 tahun sekali. (Humas Dispendik Surabaya)