Pentingnya peran pelajar dalam mewujudkan bangsa untuk menjadi lebih maju menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk selalu terus menjaga dan mengembangkan berbagai potensi siswa baik di bidang akademik mapun non akademik .
“Persaingn MEA semakin ketat, penjajahan model baru yakni menyerang di bidang ekonomi, kemiskinan, dan kebodohan”, tutur Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya ketika memotivasi puluhan siswa SMA dan SMK se-wilayah barat dalam kegiatan konselor sebaya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya tersebut juga berujar masa depan para siswa ditentukan oleh dirinya sendiri bukan bergantung dengan orang lain. Menurutnya, sebuah kesuksesan tidak diraih dengan begitu saja namun harus dengan bekerja keras dan memiliki semangat pantang menyerah.
Risma -panggilan akrab Wali Kota- berpesan agar pelajar nanti tidak hanya menjadi penonton ketika arus globalisasi mulai masuk, oleh karena itu harus dimulai dari sekarang dengan belajar sungguh dan meraih prestasi di berbagai bidang.
“Tidak ada yang tidak mungkin, buktikkan kalau kalian bisa”.
Pada kesempatan ini, Risma juga mencoba motor roda tiga karya para siswa SMKN 2 Surabaya
yang diperuntukkan untuk para disabilitas. Dengan menggunakan motor hasil mdofikasi ini diharapkan mampu membantu para disabilitas untuk mengendarai motor tersebut.
“Nanti motor tersebut akan kita pamerkan di balai kota”.
Sementera itu, Kadispendik Surabaya Iksan menyampaikan kegiatan konselor sebaya berlansung di lima titik yang berbeda yakni SMAN 16, SMKN 5, SMPN 37, SMKN 2, dan TLC Pawiyatan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari yakni akhir September tersebut bertujuan guna mempersiapkan siswa SMP, SMA dan SMK di Surabaya mampu menjadi teman curhat bagi sebayanya.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berujar melalui konselor sebaya para siswa yang telah dilatih dapat membantu teman-teman yang sedih, galau, serta baper (terbawa perasaan) untuk mau curhat sehingga masalah mereka terpecahkan dan tidak sampai salah jalan.
Ikhsan menambahkan melalui konselor sebaya berharap sudah tidak adak ada lagi anak-anak Surabaya yang mengalamai kekerasan dan exploitasi, sehingga mereka dapat belajar dengan sungguh-sungguh dalam menggapai masa depan yang gemilang.
“Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat membantu orang lain”. (Humas Dispendik Surabaya)