Situasi kemenangan sekutu atas perang mengalahkan Jepang, diam-diam dimanfaatkan oleh pihak Belanda melalui Komite Kontak Sosial AFNEI yang berlindung di balik Palang Merah Internasional untuk melakukan kegiatan politik dengan mencoba mengambil alih gedung-gedung dan beberapa tempat di Kota Surabaya.
Pada sore hari tanggal 18 September 71 tahun yang silam datanglah di kota Surabaya opsir-opsir Sekutu dan Belanda AFNEI dengan mendompleng rombongan Palang Merah Internasional untuk merebut Hotel Yamato (Hotel Majapahit, red) dan mengibarkan bendera belanda sebagai wujud merayakan ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina. Kemudian pecahlah perang melawan sekutu dan belanda yang disertai perobekan bendera oleh Arek-Arek Suroboyo.
“Ini merupakan sebuah sarana edukasi bagi pelajar Surabaya untuk mencontoh semangat pantang mundur melawan penjajah”, tutur Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, tadi pagi (19/09) ketika usai memimpin acara rekonstruksi perobekan bendera Belanda di Hotel Majaphit.
Risma -panggilan akrab Wali Kota- menambahkan bahwa penjajahan saat ini bukan lagi membawa senjata untuk berperang namun penjajahan ekonomi dan kemiskinan. Oleh karena itu anak Surabaya tidak boleh miskin, hanya dengan belajar sungguh-sungguh dan semangat pantang menyerah keberhasilan akan diraih.
“Kita akan terus membuat event-event yang terus membakar semangat anak-anak Surabaya untuk berhasil”.
Pada kesempatan ini, Kadispendik Ikhsan mengutarakan kegiatan ini melibatkan sekitar 2.000 pelajar untuk melakukan aubade, dan bersama seluruh partisipan akan menyanyikan lagu berkibarlah benderaku dengan membawa bendera kecil.
Sementara itu, Sulihati Ismayati mengungkapkan melalui rekonstruksi perobekan bendera mengingatkan dirinya akan perang kemerdekaan masa lampau dimana para pahlawan dengan perjuangan yang susah payah mampu mempertahankan kemerdekaan.
Pelajar SMK Rajasa kelas 9 tersebut menyampaikan hanya dengan belajar rajin dan giat serta tidak melanggar norma-norma yang ada Sulihati yakin keberhasilan dan kesuksesan akan digenggamnya. (Humas Dispendik Surabaya)