Sebanyak 13 mahasiswa program pascasarjana (S2) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) hari ini, Jumat (29/07) mengunjungi kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik). Kunjungan diterima dengan hangat oleh Kabid. Dikmenjur Drs. Sudarminto, M. Pdi, didampingi Kabid. Pendidikan Dasar Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd di ruang Kartini.
Ketua rombongan yang juga Kepala PLPG UPI Triswanda, mengungkapkan kedatangannya ke Surabaya bersama para mahasiswa S2 dari Kab. Bangka Tengah tersebut ialah tidak lain ingin melihat secara langsung program-program pendidikan yang telah berhasil dikembangkan Surabaya.
“Para mahasiswa tersebut berasal dari para guru-guru yang kemudian oleh daerahnya di sekolahkan di UPI”.
Triswanda menambahkan, kedatangannya ke Surabaya juga sebagai pembelajaran studi komparatif, kemudia dikembangkan ke studi lapangan di sekolah-sekolah. Ia berharap pengalaman pembelajaran yang didapat di Surabaya dapat dijadikan sebuah “Best Practice” para mahasiswanya.
Pada Kesempatan ini, Sudarminto berujar dalam mencetak para guru-guru profesional yang menguasai IT telah dilakukan berbagai upaya melalui inovasi program pendidikan seperti seleksi kepala sekolah online, multimedia pembelajaran jurnal online, rapor online, klinik kurikulum (online ataupun tatap muka) sampai P2KGS.
Pemetaan dan Peningkatan Kompentensi Guru Surabaya (P2KGS) merupakan sebuah program dalam menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
Di sisi lain, Eko Prasetyoningsih menambahkan salah satu program pendidikan di surabaya yang telah berhasil dikembangkan yakni pendidikan gratis di semua jenjang mulai dari tingkat SD hingga SMA. Pembiayaan pendidikan di Surabaya telah di-cover melalui anggaran pendidikan yang mencapai hampir 31 % dari APBD kota Surabaya.
“Selain BOS dari pusat Surabaya juga memiliki BOPDA untuk kegiatan operasional sekolah”.
Bantuan pendidikan tersebut diwujudkan melalui pemberian BOPDA serta penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan siswa yang memadai. Selain itu, peningkatan mutu guru juga menjadi perhatian tersendiri dari Pemkot Surabaya, mulai dari berbagai pelatihan, pengiriman guru ke luar negeri, beasiswa, hingga tunjangan kinerja telah menjadi salah satu program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya.
“Besaran BOPDA yang diberikan, yakni untuk siswa SD sebesar Rp. 29.000,-/siswa/bulan, siswa SMP Rp. 80.426-/siswa/bulan, dan siswa SMA/SMK sebesar Rp. 152.000/siswa/bulan”.
Dispendik juga telah berhasil mengembangkan 17 inovasi program pendidikan melalui aplikasi online. Tujuh belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Calon Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, P2KGS, Profil LKP dan PKBM, Aplikasi Gaji Online, dan UNBK 100 persen. (Humas Dispendik Surabaya)