Tak salah jika SMPN 26 disebut sebagai salah satu sekolah yang memiliki tingkat budaya lingkungan terbaik di Surabaya. Bersama SMPN 16 berhasil menyambet kategori Green School dalam Indonesia Green Awards 2016 (IGA).
Bertempat di Taman Tebet, jalan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (21/5), penghargaan diterima oleh M. Taswin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Surabaya mewakili walikota Surabaya. Dalam kesempatan ini, Kota Surabaya juga berhasil meraih predikat Green City.
Wahyu Aris Darmono, Direktur Eksekutif the La Tofi School of CSR dalam sambutannya mengatakan, membayangkan kota-kota besar di Indonesia dengan tutupan hijau 50%. Dapat dibayangkan betapa sejuknya kota itu nanti. Diharapkan stakeholder dapat mewujudkan hal tersebut segera. Ia berharap kegiatan IGA dapat terus menginspirasi masyarakat dan peserta agar tujuan Indonesia yang green segera terwujud.
Surabaya menyabet gelar kategori Green City dengan nilai 9 dari skala 1 sampai dengan 10. Surabaya dinilai mempunyai program lingkungan hijau, menyediakan ruang terbuka hijau, mengendalikan pencemaran dan polusi, mengkampanyekan budaya bersih dan sehat, sehingga memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu lingkungan hidup. Sebagai informasi, tahun ini Surabaya mengusung program Surabaya Kota Sentosa yang Berkarakter dan Berdaya Saing Global Berbasis Ekologi.
“Untuk kategori Green School poin tertinggi diraih oleh SMPN 26 dengan nilai 8”.
Kedua sekolah tersebut dinilai memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
Sementara itu, kepala SMPN 26 Akhmad Suharto mengemukakan upaya pelestarian lingkungan salah satunya dilakukan melalui program Konservasi Air dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati. Adapun penekanan usaha konservasi air dan keanekaragaman hayati lebih terfokus pada pengelolaan lahan basah melalui pemanfaatan kolam ikan untuk area resapan dan budidaya ikan, kebun herbal dan hutan sekolah sebagai sarana melestarikan keanekaragaman hayati di SMP Negeri 26 Surabaya.
Tidak hanya itu, sekolah yang terletak di wilayah barat kota Surabaya tersebut juga telah berhasil mengembangkan hutan sekolah, Hutan sekolah juga berfungsi sebagai daerah resapan air, olehkarena itu perlu dilindungi. Sekolah yang terkenal lewat kantin apungnya tersebut juga telah menerapkan kantin apung 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Penghijauan di areal sekolah juga dilakukan dengan pembuatan kebun herbal dan pembuatan taman taman kelas , green house. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam.Pembuatankebun herbal dan taman-taman kelas di sekitar sekolah selain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, memberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati. (Humas Dispendik Surabaya)