Setelah melalui proses seleksi yang cukup ketat di tingkat provinsi, 13 siswa dari berbagai SMK di Surabaya akhirnya lolos ke Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat nasional. Pelepasa ke 13 siswa tersebut dilakukan secara meriah oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) Dr. Ikhsan, S. Psi, MM di atas panggung Widya Wahana Pendidikan tadi pagi, Jumat (20/05) bersama para guru dan kepala sekolah.
Dalam sambutannya Kadispendik Ikhsan mengapresiasi atas prestasi para pelajar tersebut, serta berpesan kepada para undangan yang hadir untuk mendoakan serta mendukung agar nantinya mereka meraih hasil yang terbaik.
“Mereka tidak hanya mewakili Surabaya, namun juga membawa nama baik Jawa Timur ke tingkat nasional”.
Mantan Kepala Bapemas Kota Surabaya tersebut juga berujar bahwa para pemenang yang berhasil menjadi juara akan memperoleh pelatihan (short course) ke luar negeri. Jika tahun kemarin para juara LKS mengunjungi Jerman maka pemenang tahun ini akan belajar lebih banyak di Dubai.
Di tempat yang sama, Mega Sylvia siswi kelas 11 SMKN 1 salah seorang pelajar yang lolos seleksi LKS tingkat provinsi menuturkan, bahwa dibutuhkan sebuah perjuangan yang cukup berat untuk dapat lolos seleksi. Siswi jurusan akomodasi perhotelan tersebut mengaku sebelumnya ia diikutkan magang terlebih dahulu ke hotel-hotel mewah. Disitu dirinya dituntut untuk bekerja secara profesional.
“Mulai dari menerima tamu hingga menyiapkan kamar hotel hanya diberi waktu 35 menit saja”.
Tidak hanya itu, dalam seleksi di tingkat provinsi juga terdapat tes kemampuan berbahasa asing, tes teori serta tes praktik.
Berbeda dengan Mega Ekik Yudhistira yang mewakili LKS nasional dalam bidang seni kriya loga tersebut juga bercerita bidangnya dalam pembuatan perhiasan (jewellery) kurang dinimati orang karena dibutuhkan sebuah kesabaran dan ketekunan. Siswa asall SMKN 12 tersebut menambahkan bahwa dalam seleksi di tingkat provinsi dirinya di suruh untuk membuat perhiasan liontin secara manual.
“Prosesnya lumayan panjang dan butuh ketelitian serta kecermatan, karena liontin yang dibentuk dari bahan mentah perak harus mendekati kemiripan aslinya”.
Sementara itu, Choiri Annisa yang juga berasal dari SMKN 1 menungkapkan pengalamannya dibidang sekretaris. Dibutuhkan teknik mengetik (typing) secara cepat dan akurat. Selain itu, pekerjaan tersebut juga menuntut untuk melakukan percepatan di bidang administrasi perkantoran seperti, membuat surat, membuat laporan kas kecil, handling telepon, sampai pada kearsipan.
“Yang paling memberikan tantangan ialah waktu presentasi menggunakan bahaasa inggris”, pungkas Coiri. (Humas Dispendik Surabaya)