Bebarengan dengan pelaksanaan US tingkat SD/MI, hari ini Senin (16/05) Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) menggelar lomba debat. Lomba debat yang berlangsung di Aula Bung Tomo diikuti oleh 25 tim SMA se-Surabaya.
Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM dalam sambutannya mengemukakan kemampuan serta potensi siswa harus terus diasah terutama dalam kemampuan berbahasa asing. Menurutnya dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) dibutuhkan sebuah keahlian tersendiri selain kemampuan di bidang akademik.
“Paling tidak siswa Surabaya harus memiliki kemampuan menggunakan beberapa bahasa asing”.
Kegiatan debat yang nantinya menggunakan bahasa indonesia dan bahasa asing Selasa (17/05) merupakan sebuah bagi para siswa untuk menyalurkan kemampuannya dalam berkomunikasi, sehingga diharapkan ke depan mereka sudah terbiasa menggunakan bahasa-bahasa internasional, seperti bahasa inggri, mandarin, atau bahkan bahasa arab.
Di tempat yang sama, Kasi Kesiswaan Dikmenjur Aries Hilmi, SSTP menjelaskan satu tim terdapat 3 siswa perwakilan dari seokolah, jadi total ada 75 siswa yang mengikuti kegiatan debat. Para pemenang di tingkat kota nantinya akan diikutkan pada lomba-lomba debat yang lebih tinggi lagi seperti pada tingkat provinsi, bahkan kalau prestasinya bagus akan kami ikutkan di tingkat internasional.
“Tim-tim tersebut nantinya akan berlomba-lomba menjawab pertanyaan seputar topik yang lagi ngetren dari para juri”.
Sementara itu, Khusnul Prasetyo peserta dari tim SMAN 4 berujar ada sepuluh topik yang akan menjadi bahan perdebatan antar tim. Kesepuluh tema tersebut meliputi, integritas UN, prestasi akademik, peranan orang tua dalam pendidikan, ekstrakurikuler, media sosial, SBMPTN, kreativitas/organisasi, moral dan etika, pembinaan bakat dan keterampilan, serta MEA.
Peserta yang juga ketua Orpes Surabaya ini mengungkapkan setiap tim nantinya akan mengeluarkan argumentasinya terkait topik-topik yang dilemparkan kepada peserta lomba. Menurutnya, lomba ini selain mengasah kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik juga membuka wawasan yang lebar kepada para siswa terkait issue-issue yang tengah berkembang.
“Para siswa di batasi timer untuk menjawab pertanyaan dari juri, sehingga pemanfaatan waktu yang baik menjadi kunci utama dalam lomba debat ini”.
Berbeda dengan Pras, Janette peserta dari SMA Ciputra telah menyiapkan beberapa jawaban pamungkas terutama ketika nantinya bebricara tentang soal budaya surabaya dan soal tentang lingkungan.
Siswi yang juga mampu mengusai dua bahasa asing ini (inggris dan mandarin) mengatakan program pelestarian lingkungan yang telah dilakukan oleh sekolahnya membawa dampak positif kepada para siswa terutama membangkitkan kesadaran cinta terhadap lingkungan, seperti hal yang sederhana yakni membuang sampah pada tempat sampah. (Humas Dispendik Surabaya)