Keterlibatan pengawas dalam mengawal pendidikan menjadi lebih baik dan bermutu sangat dibutuhkan oleh para guru-guru dan sekolah di Surabaya. Melaui pembinaan yang terukur dan berkelanjutan mampu menjadikan pendidikan Surabaya menjadi barometer pendidikan nasional.
Hal tersebut menepis adanya anggapan miring bahwa tugas dan fungsi pengawas bahwa pengawas itu kerjanya santai saja, Pengawas tidak profesional, pengawas malas turun ke sekolah, pengawas itu seperti tempat parkir saja (menunggu jabatan lainnya), pengawas itu tempat istirahatnya pejabat-pejabat yang menjelang pensiun, pengawas itu hanya kerja pelarian bagi pegawai dan untuk mencari kenyamanan dan kesenangan diakhir masa tugasnya.
Melihat upaya Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya dalam menjadikan pengawas yang bermutu dan berkualitas, tadi pagi Jumat (13/05) Pusat Penelitian dan Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan (Puslitjakdikbud) Kemdikbud lakukan kajian tentang pengelolaan pengawas.
Kepala Puslitjakdikbud Ir. Hendarman, M. Sc, Ph. D menuturkan bahwa Surabaya merupakan kota pendidikan yang cukup maju, hal tersebut dibuktikkan dengan seleksi calon pengawas bermutu yang dilakukan bersama lembaga dan peguruan tinggi. Tidak hanya itu, kunjungannya ke Surabaya juga untuk menggali data dan informasi terkait pengelolaan pengawas terkait rencana revisi Permendikbud no. 143 Tahun 2014.
“Mulai dari proses seleksi sampai pembinaan sudah tertata dengan baik”, tutur Hendarman.
Pada kesempatan ini, Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyempaikan bahwa proses seleksi 304 guru serta kepala sekolah untuk menjadi pengawas telah dilakukan sejak tahun 2013 lalu bersama UNESA dan LPMP. Tidak hanya menjaring para pengawas yang berkompeten proses seleksi pengawas juga merupakan sebuah alat ukur tenaga pendidik di Surabaya.
“Waktu itu, semua kepala sekolah kita undang untuk mengikuti tes baik tes tulis maupun tes psikologi, seleksi ini juga berfungsi untuk sebagai pengisi periodesasi masa jabatan kepala sekolah yang telah habis”.
Ikhsan juga mengutarakan, bahwa kesejahteraan dan penghargaan kepada para pengawas telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Untuk para pengawas berprestasi telah banyak di kirim ke luar negeri seperti ke Busan, Korea dan Busan guna mengikuti short course.
Senada dengan Ikhsan, Soegiono pengawas Dikmen menambahkan pemberian kesejahteraan juga dilakukan melalui tunjangan kinerja serta tunjangan transportasi dan makan dan minum (mamin). Soegiono juga berujar pengawas juga dilibatkan dalam perencaan program Dispendik seperti, PPDB, UNBK, dsb.
“Kita harus paham dan mengerti agar nantinya dapat segera disampaikan ke sekolah-sekolah”.
Sementara itu, Nyoo Hendro pengawas SD menjelaskan pembinaan secara rutin kepada guru-guru di setiap wilayah di Surabaya menjadi sebuah agenda wajib dalam meningkatkan mutu guru yang di rasa masih kurang. (Humas Dispendik Surabaya)