Tanpa disadari Alvian Andika salah seorang peserta ujian nasional tingkat SMA mendapatkan kedatangan tamu istimewa dari orang nomer satu di jajaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kedua pimpinan tersebut duduk bersanding di samping kanan dan kiri Alvian. Siswa ABK asal SMAN 8 tersebut tengah bersiap-siap pulang setelah menyelesaikan soal-soal ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Mendikbud Anies Baswedan bersama Risma -panggilan akrab Wali Kota- tampak berdialog santai dengan pelajar tuna netra tersebut.
“Saya ingin kuliah di jurusan sosial politik perguruan tinggi negeri,” ujar Alvian, Senin (04/04).
Baik Anies, Risma dan Alvian terlibat senda gurau. Pada kesempatan itu, Anies juga memberikan kartu namanya.
“Ayo coba baca kartu nama ini. Dan sebutkan nomer telefonnya,” kata Anies.
Dengan lancar, pelajar asal Jalan Demak, Surabaya ini membaca alamat serta nomor telefon yang tertera di kartu nama milik Anies. Mantan Rektor Universitas Paramadina itu memang sengaja memasang huruf braile di kartu nama memang sengaja oleh Anies sengaja dibuatkan huruf Braile. Hanya dengan meraba, Alvian lancar menyebutkan nomer telepon dalam kartu nama tersebut.
Alvian mengaku hampir tidak ada kesulitan dalam mengerjakan soal. Namun, untuk memastikan agar jawabannya pas dengan soal, Alvian juga harus membaca keseluruhan materi soal.
Siswa kelas XII-IPS 4 mengakui bahwa kepiawaiaannya membaca huruf Braille berasal semanagat belajar yang tinggi untuk memahami dan mempelajari segala sesuatu sebaik mungkin. Menurutnya, dia sering melakukan bepergian ke luar kota bahkan samapai luar negeri hanya dengan seorang diri. Hal tersebut melatih kemandirian dan tidak selalu menggantungkan diri kepada orang laing meskipun memiliki keterbatasan.
“Hanya satu kekurangan saya yakni berbahasa inggris”, tutunya.
Ia juga pernah gagal dalam mengikuti seleksi olimpiade tingkat internasional karena tidak bisa berbahasa inggris dengan baik. Oleh karena itu dirinya sangat bersemangat sekali ketika mendapatkan ilmu tambahan terkait pelajaran tersebut. Bahasa inggris bagi dirinya ialah suatu kebutuhan dalam berkomunikasi dengan orang asing.
Orang nomer satu di jajaran Pemerintah Kota Surabaya tersebut akan berupaya dalam mencarikan beasiswa dari luar negeri agar Alvian menjadi orang yang sukses dan berhasil. Risma-pun berujar bahwa saat ini banyak beasiswa yang tengah dikeluarkan oleh berbagai universitas manca negara kepada para siswa yang memiliki potensi dan kemampuan yang bagus.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 8 Surabaya, Dra Ligawati, M. Pd menambahkan dalam pelaksanaan UN maupun simulasi UN, Alfian didampingi oleh guru pendamping, namun pada pada hari pelaksanaan UN didampingi secara khusus dari psikolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
“Alfian merupakan siswa berkebutuhan khusus mulai pertama kali masuk SMAN 8 Surabaya, namun keinginannya yang besar membuat dia mampu melaksanakan UN inklusi. Jumlah keseluruhan siswa inklusi di SMAN 8 Surabaya ada lima siswa, satu di antaranya yaitu Alfian,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan tidak ada perbedaan masa ujian, sama dengan siswa non inklusi. Hanya saja, tempat ujian terpisah di ruang Bimbingan Konseling (BK).
Sebelumnya, Mendikbud juga meninjau penyelenggaraan UNBK di SMA Hangtuah 1 Surabaya yang diselenggarakan tiga sesi setiap harinya, dengan diikuti oleh 398 siswa menggunakan 160 komputer. Setiap sesi diikuti 140 siswa dan empat server utama. (Humas Dispendik Surabaya)