Dinas Pendidikan Kota Surabaya menegaskan kembali edaran yang dibuat pada awal tahun ajaran 2015-2016. Edaran bernomor 412/3887/436.6.4/2015 tersebut berisi larangan sekolah untuk mengadakan kegiatan ke luar kota Surabaya. Terlebih menjelang ujian sekolah sejumlah sekolah diketahui tetap merencanakan kegiatan ke luar kota Surabaya untuk menghabiskan liburan.
Jeffrey Sunjaya, wali murid siswa kelas 6 SDN Medokan Ayu 2 Rungkut Surabaya juga mempertanyakan tentang edaran yang dikeluarkan oleh dindik Surabaya terkait hal ini. “Saya mau tanya langsung ke Dindik, soalnya sekolah anak saya mengadakan kegiatan ke Pacet, tetapi pihak sekolah saya tanya nggak jawab apakah sudah diijinkan dindik atau belum,” jelasnya ketika ditemui di Kantor Dispendik Surabaya, Kamis (31/3/2016).
“Setidaknya ada struktur yang jelas, karena saya lihat kegiatanya outbond, arung jeram di saat cuaca seperti ini. Kalau ada apa-apa siapa yang mau tanggung jawab,” jelasnya.
Namun, karena tidak mendapat jawaban dari pihak sekolah dan beragam reaksi yang diberikan kepala sekolah. Jeffrey memutuskan untuk melaporkan hal ini ke Dispendik Surabaya.
Sementara itu Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendik Surabaya, Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd menjelaskan, pihaknya telah melakukan konfirmasi ke kepala SDN Medokan Ayu 2. Dan memang benar kepala sekolah tersebut akan mengadakan acara perpisahan sekolah dengan siswa kelas VI ke Pacet Mojokerto. “Sudah ditanya, dan sebenarnya sudah tahu ada edaran larangan dari Dispendik. Tapi tetap saja mau nekat,” jelasnya.
Sehingga, teguran telah diberikan kepada pihak sekolah karena membiarkan padepokan (istilah, perkumpulan wali murid) tetap merencanakan kegiatan yang dilarang Dispendik Surabaya. Terlebih dalam acara ini terdapat pungutan yang tidak diperkenankan dengan mematok nominal dan batas pembayarannya.
“Sudah kami tegur, harusnya mempertimbangkan keslamatan anak. Di cuaca yang seperti ini dan musim rekrasi nanti akan sangat rawan terjadi musibah,” tuturnya.
“Manfaatkan fasilitas seperti taman, sekolah, serta fasilitas umum lainnya di Surabaya untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, jadi lebih memberikan kesan tersendiri kepada anak”.
Meskipun tidak pasti terjadi musibah, menurutnya sebagai kepala sekolah harus bisa menghimbau dan mencegah kegiatan di luar kota. Karena pertanggung jawaban keslamatan siswa yang mengadakan kegiatan ada di kepala sekolah. “Kalau mau lebih bermakna lebih baik adakan pentas seni, jadi bakat siswa selama 6 tahun belajar bisa dilihat. Anak senang, orang tua bangga dan pasti terkesan sampai dewasa,” ungkapnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini juga menghimbau liburan sekolah dimanfaatkan siswa untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dibandingkan liburan secara rombongan sekolah. “Lebih baik mengembalikan waktu anak dengan keluarga, demi keselamatan anak juga,” tuturnya. (Humas Dispendik Surabaya)