Minat baca siswa Surabaya dalam mensukseskan gerakan literasi patut diacungi jempol, bagaimana tidak sampai akhir Desember 2015 telah tercatat 1.741.725 buku yang telah dibaca siswa Surabaya melalui gerekan Tantangan Membaca (TMS). Hal tersbutlah menarik perhatian bagi daerah lain untuk mengkaji serta memperdalam program literasi di Surabaya.
Selasa (08/03) bertempat di ruang Kartini kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya menerima rombongan Dinas Pendidikan Kabupaten Biriuen – Aceh. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si didampingi Kepala Bidang Ketenagaan Ir. Yusuf Masruh.
Aston mengemukakan bahwa program keliterasian bagi siswa Surabaya diawali dengan lomba menulis cerpen pada tahun 2012, kemudian saat ini berkembang menjadi TMS. TMS juga merupakan salah satu inovasi program pendidikan Surabaya dari 15 program yang dikembangkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Biriuen – Aceh Drs. Nasrul Yuliansyah, M.Pd., menyampaikan tujuan kunjungan di Surabaya adalah agar semua anggota rombongan dapat belajar secara langsung tentang bagaimana literasi di Surabaya itu diimplementasikan di sekolah-sekolah. Apa-apa yang diperoleh dari hasil kunjungan di Surabaya ini sebagai sumber inspirasi yang dapat ditularkembangkan di Bireuen, khususnya di sekolah-sekolah. Harapan ke depan agar generasi muda Bireuen menjadi gerasi literat, tambah Nasrul.
“Dari berbagai media pemberitaan, maupun dari cerita-cerita orang per orang bahwa program literasi di Kota Surabaya sudah maju pesat. Makanya kami ingin menimba wawasan tentang literasi langsung di sini. Keterlibatan jajaran Pemerintah Kota Surabaya, jajaran Dispendik Kota Surabaya, dan semua pemangku kepentingan pendidikan di Surabaya patut mendapatkan apresiasi.”, tutur Nasrul.
Begitu kami mendengarkan Surabaya mengembangkan program literasi, kami mencoba melaksanakan program itu di sekolah-sekolah walaupun belum sebaik implementasi program literasi yang dilaksanakan di Kota Surabaya, tambahnya.
“Alhamdulillah, kami tidak salah mengunjungi. Lingkungan, yes! Literasi, yes! Pustaka, OK, banget!”, tulis kesan Nasrul di atas kanvas ketika mengunjungi SMPN 23 setelah dari kantor Dispendik.
Selain mengunjungi perpustakaan sekolah yang terditi atas tiga ruang, yaitu Ruang Sirkulasi Buku, Ruang Baca sekaligus sebagai Ruang Pembelajaran, dan Ruang IT, di SMPN 23 rombongan Kadindik Kabupaten Bireuen mengunjungi beberapa tempat, di antaranya Sanggar Karya Siswa, proses penyulingan bunga kenanga, berbagai Taman Baca, Kebun Hidroponik, Bank Sampah, dan proses pembuatan kompos. Sedangkan sebelum acara seremonial, rombongan mencicipi welcome drink dengan Es Krim Kepo dan Es Kepo, produk berbahan buah pisang kepok dan kulit pisang kepok. Es Krim Kepo dan Es Kepo merupakan produk andalan Eco-Preneur SMPN 23 yang dijual di kantin sekolah. (Humas Dispendik Surabaya)