Permasalahan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang di Indonesia kini telah mencapai fase darurat narkoba, kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri karena jumlah pengguna narkoba saat ini mencapai 4 juta jiwa dan hal tersebut menjadi ancaman bagi kita semua khususnya para orang tua.
Tidak hanya para pelajar sebagai pengguna narkoba, namun akhir-ahir ini beberapa profesi kembali bermunculan mulai dari pengusaha, pegawai, artis, bahkan juga keterlibatan okmun anggota TNI POLRI menjadi sebuah keprihatinan semua pihak untuk bersama-sama menanggulangi ancaman narkoba yang dapat merusak masa depan generasi bangsa.
Kemarin, Senin (29/02) bertempat di Graha Samudera Ganesha (GSG) Universitas Hang Tuah puluhan pelajar SMA/SMK dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapatkan penyuluhan tentang bahaya narkoba.
Wakil Rektor I Universitas Hang Tuah Ir.I Wayan Dhana Wiardjana,M.AP mengungkapkan bahwa saat ini upaya yang paling penting ialah melindungi para generasi muda terutama para pelajar dari bahaya narkoba.
Sutrisno, SH perwakilan dari BNN Provinsi Jatim menyampaikan, kejahatan narkoba merupakan sebuah kejahatan yang bersifat lintas negara, terorganisir, serius, serta kejahatan yang luar biasa, karena tidak hanya dapat menimpa pada segenap lapisan masyarakat, tapi juga dapat hilangnya satu generasi bangsa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menjelaskan upaya penanggulangan permasalahan anak telah dilakukan sebaik mungkin. problem anak yang mendapat perhatian serius dari Pemkot Surabaya adalah narkoba, trafficking atau perdagangan manusia. Gaya hidup dan terpaan pengaruh negatif menjadi faktor pemicu terjadinya penyalahgunaan naroba dan trafficking yang belakangan mulai merambah ke lingkungan sekolah. Tak ingin masalah tersebut bertambah pelik, pemkot melakukan berbagai upaya pencegahan.
“Bersama BNN kami sering malakukan penyuluhan dan identifikasi di sekolah”.
Konsep penanganan kenakalan remaja dengan memberdayakan remaja sebaya. Jadi, para remaja itu sendiri yang nantinya menjadi tempat curhat teman-temanya yang mengalami masalah. Dengan demikian, pendekatan bisa lebih maksimal karena para pelajar umumnya tidak malu bila menceritakan masalahnya ke rekan sebayanya. Saat ini ada sekitar 15.000 konselor sebaya yang siap memberi solusi bagi rekannya yang bermasalah.
“Agar dapat masuk kedalam pelajaran disekolah, maka kami juga telah membuat kurikulum anto narkoba bersama BNN yang tahun lalu telah diluncurkan”. (Humas Dispendik Surabaya)