Masa remaja merupakan sebuah masa peralihan yang rentan terhadap budaya negatif yang sering muncul di masyarakat, karena pada masa tersebut terjadi perubahan yang signifikan baik secara fisik maupun psikologis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang kurang baik. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah banteng diri serta pengetahuan yang baik terhadap perkembangan pendidikan seksual.
Melalui penyuluhan yang tepat sasaran serta mampu membangkitkan generasi muda yakni pelajar untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi kemampuan bakat dan minatnya maka pengaruh-pengaruh negatif dapat dicegah sedini mungkin guna mewujudkan para generasi emas bangsa yang memiliki akhlak mulia.
Minggu (10/01) bertempat di gedung Sawunggaling Lt. 6 Pemkot Surabaya, lebih dari 1.000 pelajar SMA dan SMK se-Surabaya mendapatkan penyuluhan kesehatan kulit dan kelamin. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk mewujudkan hidup sehat dan bahagia bebas infeksi menular seksual dan HIV-AIDS.
Ketua Perdoski (Perhimpunan Dokter Kulit dan Kelamin) Surabaya DR. dr. M. Yulianto Listiawan S. PKK menuturkan preveluansi peningkatan HIV AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan penyakit seksual yang sering dijumpai di Indonesia yakni sipils dan gonorhe. Hal tersebut menjadi seebuah keperhatinan tersendiri bagi para dokter kulit dan kelamin untuk memberikan penyuluhan dalam rangka mencegah agar penyakit-penyakit kelamin berbahaya tersebut dapat dicegah sedini mungkin.
“Melalui bakti sosial dan penyuluhan ini kami berharap agar pelajar Surabaya terhindar bahaya penyakit kelamin dan HIV-AIDS”.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menjelaskan upaya menanganani permasalahan anak Surabaya dari pengaruh negatif salah satunya yakni melalui kegiatan konselor sebaya atau peer konselor. Konselor sebaya kemudian berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya.
“Sudah tiga tahun ini, kami melatih lebih dari 15.000 pelajar untuk menjadi konselor bagi teman sebayanya”.
Kasi Penmas Dispendik Thussy Apriliyandari, SE mengutarakan salah satu tujuan konselor sebaya ini, yakni mencegah perilaku negatif pelajar dan menanamkan Emotional Quotient dan Adversity Quotient yang kuat kepada pelajar serta menjadikan mereka Agent of Change bagi siswa lain.
Kegiatan bakti sosial dan penyuluhan diakhiri dengan lomba membuat poster tentang upaya pencegahan penyakit kelamin dan HIV-AIDS oleh para siswa yang sebagian besar merupakan konselor sebaya tiap-tiap sekolah. (Humas Dispendik Surabaya)